TRIBUNNEWS.COM – Terletak di tengah-tengah kabupaten Bogor, kota Bogor memiliki iklim penghujan yang dominan, sehingga walaupun dari sisi wilayah terlindung, kota ini masih rentan terkena bencana.
Oleh sebab itulah, dikomandani oleh Dinas Kesehatan, kota Bogor telah menyiapkan model siaga terhadap bencana kesehatan.
Misalnya saja melakukan tindakan promotif dan preventif untuk pencegahaan, tindakan kuratif untuk pengobatan, tindakan paliatif untuk mengurangi risiko terjadinya bencana, dan kegiatan rehabilitatif untuk memperbaiki efek yang ditimbulkan oleh bencana.
Pada Dinas Kesehatan, semua kegiatan tersebut dilakukan melalui tim kesehatan yang akan melaksanakan koordinasi dengan satuan pelaksana penanggulangan bencana, mengaktifkan Pusat Pengendalian operasi penanggulangan bencana, serta koordinasi dengan Rumah Sakit mengenai penerimaan pasien rujukan.
Saat bencana terjadi pun, diharapkan para tim kesehatan dapat menyiapkan dan mengirimkan tenaga kesehatan, obat dan perbekalan, menghubungi puskesmas sekitar lokasi bencana serta melakukan penilaian cepat terpadu.
Dalam hal pencegahan, tim kesehatan juga akan memberikan penanggulangan gizi darurat, memberikan imunisasi campak bagi mereka yang berumur kurang dari 15 tahun dan melakukan surveilans epidemiologi.
Ditunjuk oleh Dinas Kesehatan, Tim siaga bencana kesehatan adalah tim personel gabungan antara puskesmas-puskesmas di wilayah bencana dan ditambah koordinator dari Dinas Kesehatan. Bersinergi dengan Tim Siaga Bencana Kota Bogor, tim ini juga disebut Tim Reaksi Cepat (TRC).
Nantinya Kepala Puskesmas bisa mengirimkan personel setiap puskesmas yang akan menjadi TRC dan akan bertugas melaksanakan penanggulangan krisis kesehatan akibat kedaruratan dan bencana baik yang bersifat akut maupun kronis.
TRC juga berperan melakukan penilaian demi mengetahui kebutuhan terkait penanggulangan krisis kesehatan akibat kedaruratan dan bencana, serta memberikan informasi yang didapat di lokasi bencana. Dalam keadaan biasa, TRC biasa melaksanakan tugas rutin di unit kerjanya masing-masing.
TRC terdiri dari unsur Teknis Medis dan unsur Non Medis. Teknis Medis terdiri dari Dokter Spesialis seperti Bedah, Orthopedi, Anestesi dan sebagainya; Dokter Umum/BSB; Perawat (mahir); Bidan; Apoteker/Asisten apoteker; dan unsur-unsur medis lainnya.
Sedangkan unsur Non Medis terdiri dari tenaga kesehatan masyarakat, surveilans, gizi, kesling, administrator kesehatan, sopir, petugas komunikasi, teknisi dan unsur pelengkap lainnya.
Dengan begitu, jika terjadi bencana diharapkan Kota Bogor sudah siap dan bisa melakukan antisipasi secara cepat.