News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Erupsi Gunung Agung

BNPB: Awan Panas Gunung Agung Bisa Melesat Secepat 300 Km/Jam

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Agung terlihat di kawasan Desa Rendang,Kabupaten Karangasem,Minggu (24/9/2017).

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Semua yang berada di radius bahaya erupsi Gunung Agung, Karangasem, Bali diimbau untuk mengungsi. Imbauan ini berlaku tanpa terkecuali.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menerangkan bahwa pihaknya telah memetakan kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Agung.

"Kami tetapkan peta kawasan rawan bencana untuk mengetahui aliran lava, arah awan panas, abu vulkanik, dan lainnya," kata Sutopo di kantornya, Jakarta, Senin (25/9/2017).

Peta tersebut, kata Sutopo, disusun berdasarkan sejarah letusan Gunung Agung sebelumnya pada 1963-1964 silam.

Radius terdekat yang harus bebas dari aktivitas manusia adalah 9-12 kilometer (km).

"Radius 9 km seluruhnya dan ditambah 12 km utara-timur laut, tenggara-selatan-barat daya harus kosong karena bahaya," ujar dia.

Menurut Sutopo, bahaya radius terdekat yakni 9 km, adalah terkena awan panas yang panasnya bisa mencapai 600-800 derajat celcius.

"Kecepatan meluncurnya awan panas itu dari kawah Gunung Agung ke lereng bisa mencapai 300/km per jam. Kecepatan kita untuk evakuasi kalah cepat," kata dia.

Sampai saat ini kata Sutopo masih ada kurang lebih 62.000 jiwa penduduk yang belum juga mengungsi karena sejumlah alasan.

Antara lain, gunung meletus, hewan ternak yang belum dievakuasi, lahan pertanian hingga kepercayaan penduduk setempat.

"Petugas terus melakukan penyisiran dan mengimbau agar penduduk tersebut mau untuk mengungsi sementara waktu," ujar dia.

Sutopo menambahkan, data terakhir yang dihimpun pihaknya, jumlah pengungsi mencapai 48.540 jiwa yang tersebar di 301 titik pengungsian yang berada di sembilan kabupaten/kota di Bali.

"Data bisa bertambah, karena kami akan selesaikan pendataan. Siang dan malam berbeda. Siang masyarakat pulang, malam mereka kembali ke pengungsian," ucap Sutopo. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini