Dita memastikan bahwa suaminya, Muhammad Anis, tidak ikut dalam perguruan pencak silat seperti yang diberitakan.
Bahkan Dita membeberkan jika sang suami sehari-hari hanya disibukkan dengan bekerja di salah satu pabrik sepatu di daerah Tanjung Sari.
"Kalau kakak dulu memang ikut perguruan pencak silat, tapi sekarang katanya sudah tidak. Kalau suami saya tidak ikut kelompok apapun, pulang kerja ya pulang, mainan sama anak," ujar Dita, Minggu (1/10/2017).
Tak hanya itu, dirinya memastikan jika sang suami tak memiliki atribut perguruan apapun di rumah, dan saat meninggalkan rumah untuk pergi bersama sang kakak, M Anis tak mengenakan kaos ataupun atribut lainnya.
"Suami saya keluar pamit ngopi itu pakai kaos merah biasa. Gak ada tulisan macam-macam. Dia pamit ngopi di Balongsari, padahal biasanya ngopinya di Gresik," jelasnya.
3. Tidak Neko-neko
Muhammad Anis satu dari dua korban bentrok Bonek - PSHT, Minggu (1/10/2017) dini hari, dikenal sebagai pribadi yang tak neko-neko oleh warga sekitar.
"Orangnya pendiam, jujur apa adanya, tidak macam-macam, biasa pokoknya. Ditambah lagi suka memberi. Kadang itu, dia ngasih rokok tiga batang ke salah satu tetangga yang biasa pakai egrang. Baik pokoknya. Saya sudah lama di sini jadi saya tahu persis dia gimana anaknya," kata Sodiq tetangga korban pada Surya.co.id, Minggu (1/10/2017).
Saat mendengar M Anis meninggal karena korban bentrok supoter Surabaya dengan perguruan silat, Sodiq mengaku tidak percaya.
Sebab M Anis, menurut Sodiq dikenal tidak pernah ikut kelompok apapun.
"Setahu saya, dia tidak pernah ikut-ikutan kelompok. Mungkin musibah,"ujarnya.
4. Firasat
Dita memiliki firasat buruk sesaat sebelum suaminya pergi bersama kakaknya.
Dita sempat melarang suaminya hingga menarik kaos sang suami dan menangis di hadapan sang suami, karena telah mendapati firasat jika akan terjadi hal buruk pada M Anis.