TRIBUNNEWS.COM - Gunung Agung masih mengeluarkan abu vulkanik dan erupsi magnetik, Rabu (29/11/2017).
Warga Bali pun diimbau untuk mengenakan masker saat bepergian atau berada di luar rumah supaya tidak terkena ganguan pernafasan.
Pasalnya, tak hanya mengganggu pernafasan saja, abu vulkanik yang dilepaskan oleh Gunung Agung juga membawa racun yang berbahaya.
Dari pantauan TribunWow.com melalui unggahan Instagram Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diketahui jika Gunung Agung telah mengeluarkan sulfur dioksida.
Badai Cempaka Sebabkan Cuaca Ekstrem, Inilah Dampaknya terhadap Penyebaran Abu Vulkanik gunung Agung
Dalam unggahannya, BNPB mengungkapkan jika satelit NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat) telah melihat adanya konsentrasi sulfur dioksida yang tinggi sejak hari Senin (27/11/2017).
Sulfur dioksida tersebut tersebar luas di langit Pulau Bali, sebagian Jawa hingga ke Surabaya dan Kepulauan Madura.
Konsentrasi abu tertinggi ditemkan di kawasan timur pulau Bali.
Ditandai dengan warna merah gelap dalam foto yang dilampirkan di unggahan BNPB.
Pengungsi Masuk NTB Seiring Peningkatan Aktivitas Gunung Agung, Kemensos Siapkan Posko 24 Jam
BNPB mengungkapkan, setelah dilepaskan biasanya sulfur dioksida dapat berubah menjadi partikel aerosol sulfat kecil yang dapat mengubah kecerahan awan dan mempengaruhi pola presipitasi regional.
Sulfur dioksida atau yang biasa disebut belerang dioksida ini merupakan senyawa berbahaya dan beracun serta memiliki bau yang menyengat.
BNPB menambahkan, jika sulfur dioksida bertemu dengan senyawa lainnya di udara, maka ia bisa membentuk hujan asam.
Gunung Agung Meletus, Ringgo Agus Rahman dan Sabai Dieter Tetap Nikmati Liburan Mereka di Bali