“Tapi kemungkinan dia (paus) itu masih berada di seputaran perairan Gual karena tubuhnya saat kami evakuasi dalam kondisi lemas,” ujar Jeri.
Ukuran tubuh yang besar membuat sulit warga dalam proses evakuasi. “Paus itu sudah kami evakuasi ke pinggir, terus kami tarik lagi ke tengah, tapi dia kembali lagi ke pinggir, habis itu diam saja. Setelah lama di pinggir, baru ke tengah, habis itu sudah tidak terlihat,” ucap personil Polsek Selat Nasik, Bripka Rizal.
Luka yang muncul di bagian punggung paus diduga akibat gesekan dengan terumbu karang. Tubuh Paus itu juga terus terdorong oleh ombak. Namun belum bisa dipastikan jenis mamalia tersebut.
“Sulit untuk dideteksi jenisnya karena dia (paus) masih berada di dalam air dan tidak bisa diraba-raba. Apalagi bagian dadanya di dalam air, dada itulah yang menentukan jenis paus ini,” kata Kepala Satuan Kerja Pengawas Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (Satker PSDKP) Tanjungpandan, Janet F M Ambarita.
3. Terpisah dari Kelompoknya
Ia menduga paus ini terdampar setelah terpisah dari kelompoknya. Paus yang sudah berukuran besar biasanya hidup pada perairan dalam mencapai kedalaman 200 meter laut.
“Kemungkinan dia terpisah dari teman-temannya karena dorongan arus, atau tidak dia (paus) ingin melintas. Karena paus berukuran besar seperti itu biasa hidup berkelompok,” ujarnya.
Kabid Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Belitung, Firdaus Idamsyah juga mengaku belum bisa menentukan jenis paus yang terdampar itu. Apalagi posisi paus saat itu berada di dalam air dan hanya mengapung pada bagian punggung.
“Sulit untuk mengetahui jenis dan spesifikasinya kalau seperti itu. Tapi kalau paus sperma, itu bukan,” kata Firdaus Idamsyah.
4. Bukan perlintasan Paus
Perairan Belitung atau Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) bukan bagian dari tempat kehidupan paus berukuran sebesar itu. Kemungkinan kuat, paus tersebut keluar dari lajur tempatnya berenang dan kemudian tersesat.
Paus di seputaran perairan Pulau Belitong biasa ditemukan di seputaran Selat Karimata menuju Natuna. Paus berukuran panjang sekitar 12 meter, berat 10 ton biasa hidup berkelompok atau bersama anak dan paus lainnya. Paus biasa hidup di perairan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, dalam kedalaman 200 meter.
“Kalau daerah perairan Belitung memang bukan perlintasan mereka dan sangat jarang memang ditemukan. Kalau ke arah perairan Belitung Timur itu mungkin iya,” kata Kepala Satuan Kerja Pengawas Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (Satker PSDKP) Tanjungpandan, Janet F M Ambarita, Rabu (29/11).
“Prediksi kami, kemungkinan dia (paus) itu tersesat akibat cuaca buruk dan dia keluar dari jalurnya,” ucap Janet lagi.
Suherman warga setempat mengatakan kehadiran paus di perairan Suak Gual ini menambah fenomena yang pernah terjadi di perairan tersebut. Pasca selamatan laut dua tahun lalu, jelasnya, pernah muncul segerombol ikan bulat yang berkumpul di perairan sekitar itu.