News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Paus Berlumur Darah di Belitung Itu Akhirnya Bisa Diselamatkan, Ini Fakta-faktanya

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ikan paus yang ditemukan di perairan Belitung

TRIBUNNEWS.COM, BELITUNG -- Butuh waktu selama dua jam, seekor paus berukuran panjang sekitar 12 meter dan berat diperkirakan 10 ton berhasil diselamatkan ke perairan dalam.

Sebelumnya ikan mamalia ini terdampar di perairan Suak Gual, Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung, Rabu (29/11/2017) dengan kondisi berlumur darah.

Bagian punggung paus dipenuhi luka. Kondisi tubuh ikan itu seperti tidak berdaya.

Tubuhnya terdampar di atas karang, dan tidak kuat untuk berenang ke tengah laut.

Baca: Breaking News: 11 Tewas Tertelan Banjir di Pacitan

Nelayan setempat yang sudah mengetahui penemuan itu bersama perangkat Desa Suak Gual dan Polsek Selat Nasik kemudian berusaha melakukan evakuasi.

Inilah sejumlah fakta yang himpun Bangka Pos tentang adanya paus tersebut.

1. Posisi paus terdampar itu berada sekitar 500 meter dari pelabuhan baru Suak Gual.

Sempat dievakuasi sekitar 30 meter dari hutan mangrove di dekat pelabuhan Suak Gual. Menggunakan peralatan seadanya seperti tali, tubuh ikan itu ditarik menggunakan perahu motor.

Adalah Hendra, nelayan setempat yang pertama kali menemukan paus itu. Saat itu sekitar pukul 03.30 WIB, ia hendak pergi melaut.

Baru beranjak sekitar 500 meter dari pelabuhan, ia dikejutkan sosok paus itu sudah dalam posisi terjebak di atas karang.

“Kami tidak mengetahui dari laut mana paus itu berasal, tapi di bagian atasnya (punggung) sudah dipenuhi luka dari awal tadi,” kata Kaur Perencanaan Pemerintah Desa Suak Gual, Jeri Hendra kepada Pos Belitung, Rabu (29/11).

2. Evakuasi Sulit Dilakukan

Paus tersebut dapat dievakuasi dan keluar dari terumbu karang sekitar pukul 07.00 WIB. Sekitar pukul 09.00 WIB, paus tersebut sudah tidak terlihat dari titik evakuasi dan sudah pergi ke perairan dalam.

“Tapi kemungkinan dia (paus) itu masih berada di seputaran perairan Gual karena tubuhnya saat kami evakuasi dalam kondisi lemas,” ujar Jeri.

Ukuran tubuh yang besar membuat sulit warga dalam proses evakuasi. “Paus itu sudah kami evakuasi ke pinggir, terus kami tarik lagi ke tengah, tapi dia kembali lagi ke pinggir, habis itu diam saja. Setelah lama di pinggir, baru ke tengah, habis itu sudah tidak terlihat,” ucap personil Polsek Selat Nasik, Bripka Rizal.

Luka yang muncul di bagian punggung paus diduga akibat gesekan dengan terumbu karang. Tubuh Paus itu juga terus terdorong oleh ombak. Namun belum bisa dipastikan jenis mamalia tersebut.

“Sulit untuk dideteksi jenisnya karena dia (paus) masih berada di dalam air dan tidak bisa diraba-raba. Apalagi bagian dadanya di dalam air, dada itulah yang menentukan jenis paus ini,” kata Kepala Satuan Kerja Pengawas Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (Satker PSDKP) Tanjungpandan, Janet F M Ambarita.

3. Terpisah dari Kelompoknya

Ia menduga paus ini terdampar setelah terpisah dari kelompoknya. Paus yang sudah berukuran besar biasanya hidup pada perairan dalam mencapai kedalaman 200 meter laut.

“Kemungkinan dia terpisah dari teman-temannya karena dorongan arus, atau tidak dia (paus) ingin melintas. Karena paus berukuran besar seperti itu biasa hidup berkelompok,” ujarnya.

Kabid Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Belitung, Firdaus Idamsyah juga mengaku belum bisa menentukan jenis paus yang terdampar itu. Apalagi posisi paus saat itu berada di dalam air dan hanya mengapung pada bagian punggung.
“Sulit untuk mengetahui jenis dan spesifikasinya kalau seperti itu. Tapi kalau paus sperma, itu bukan,” kata Firdaus Idamsyah.

4. Bukan perlintasan Paus

Perairan Belitung atau Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) bukan bagian dari tempat kehidupan paus berukuran sebesar itu. Kemungkinan kuat, paus tersebut keluar dari lajur tempatnya berenang dan kemudian tersesat.

Paus di seputaran perairan Pulau Belitong biasa ditemukan di seputaran Selat Karimata menuju Natuna. Paus berukuran panjang sekitar 12 meter, berat 10 ton biasa hidup berkelompok atau bersama anak dan paus lainnya. Paus biasa hidup di perairan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, dalam kedalaman 200 meter.

“Kalau daerah perairan Belitung memang bukan perlintasan mereka dan sangat jarang memang ditemukan. Kalau ke arah perairan Belitung Timur itu mungkin iya,” kata Kepala Satuan Kerja Pengawas Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (Satker PSDKP) Tanjungpandan, Janet F M Ambarita, Rabu (29/11).

“Prediksi kami, kemungkinan dia (paus) itu tersesat akibat cuaca buruk dan dia keluar dari jalurnya,” ucap Janet lagi.

Suherman warga setempat mengatakan kehadiran paus di perairan Suak Gual ini menambah fenomena yang pernah terjadi di perairan tersebut. Pasca selamatan laut dua tahun lalu, jelasnya, pernah muncul segerombol ikan bulat yang berkumpul di perairan sekitar itu.

“Dua tahun lalu pernah ada juga. Waktu itu ada ikan bulat ngumpul di laut yang kedalamannya sebatas lutut dan langsung dipukat warga,” ujar Suherman.

Menurut penuturan kalangan orang tua di Suak Gual, jelasnya, kejadian paus terdampar ini memang baru kali pertama terjadi. Namun ia berpikir positif atas kejadian tersebut.

“Mudah-mudahan ini membawa berkah bagi masyarakat setempat,” katanya.

5. Jalur Migrasi

KEPALA Dinas Perikanan Kabupaten Belitung, Destika Effenly mengatakan perairan laut Pulau Belitung termasuk perairan yang dilewati jalur migrasi paus. Bulan November hingga Desember menjadi waktu migrasi dari hewan mamalia laut tersebut.

Jika melihat peta, jelasnya, Pulau Belitung berada di antara Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia. Kondisi cuaca yang kurang baik disinyalir menjadi penyebab paus terdampar di perairan Suak Gual, Kecamatan Selat Nasik.

Akan tetapi butuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis dan kategori usia dari ikan raksasa itu.

Berdasarkan laporan yang diterima, jelasnya, paus itu memiliki panjang sekitar 14 meter, tinggi 180 cm, lebar badan 2 meter dengan perkiraan berat tujuh ton.

Oleh sebab itu, Kamis (30/11) ini, pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Babel akan datang ke lokasi terdamparnya ikan tersebut. Tujuannya untuk meminta data akurat dari para saksi dan menyimpulkan jenis paus tersebut.

Proses evakuasi yang dilakukan masyarakat Desa Suak Gual sudah sangat tepat yaitu memindahkan hingga ke laut lepas dan kembali ke habitatnya. Karena ikan paus termasuk kategori hewan langka yang harus dilindungi demi tujuan kelestariannya. (Disa Ariyandi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini