TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Meski namanya tak lazim, " Tahanan PBB", namun remaja berusia 14 tahun ini tak canggung berteman.
Buktinya, saat ditemui di sekolahnya, SMP Negeri 4 Manado, Tahanan akrab dengan teman-temannya.
Usai pelajaran sekolah, Tahanan menemui Kompas.com di warung yang menjual Tinutuan (bubur Manado) yang berada di belakang kantor Polsek Tikala.
Ia akrab bersama teman sekolahnya, Paskwalito Lumempouw (14).
Baca: Seorang Pekerja Tewas Tertimpa Tembok yang Runtuh di Depok
"Saya berteman dengan Lito (nama panggilan Paskwalito) sejak masih SD. Waktu itu Lito pindah dari Kalimantan. Kami sering bermain bersama saat jam istirahat," ujar Tahanan, Kamis (30/11/2017).
Maklum, usai jam sekolah, Tahanan harus kembali ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Manado.
Orangtuanya, Mohammad Yaqub dan Akhila, adalah warga Afganistan yang harus tinggal di Rudenim.
Mereka tertahan di Rudenim karena bermasalah sebagai imigran.
Baca: Presiden Jokowi Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Bogor
Tahanan lahir sewaktu kedua orangtuanya menghuni Rudenim Sumbawa sebelum pada 2010 dipindahkan ke Rudenim Manado.
Nama Tahanan PBB dilekatkan pada dirinya sebagai ekspresi keputusasaan kedua orangtuanya terhadap nasib mereka yang tidak jelas hingga sekarang.
Beruntunglah Tahanan bersama kakak dan adiknya bisa diizinkan bersekolah.
Adiknya juga punya nama yang cukup aneh, "Tahanan PBB Nomor Dua".