Baca: Sahari Tulis Surat Wasiat Sebelum Tewas Gantung Diri, Minta Agar Suami Cari Istri yang Lebih Baik
Sebanyak 3.000 kendaraan menuju daerah Pasuruan, Probolinggo, Malang, Batu, dan Banyuwangi.
Kendaraan-kendaraan inilah yang memanfaatkan jalan raya di Porong saban harinya.
Jenis barang atau komoditas yang diangkut menuju daerah-daerah itu meliputi gula, beras, kedelai, jagung, bahan baku, bahan bakar dan pakan ternak.
"Karena di situ daerah industri. Dari Ngoro Industrial Park dan PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang). Itu sangat banyak pabrik dan kantong-kantong industri yang mengelola barang-barang untuk di ekspor," ungkapnya.
"Arah sana rugi, arah pelabuhan juga rugi," kata dia.
Ada dua opsi jalur yang dipilih para pengusaha logistik akibat tutupnya jalan itu.
Selain via jalan alteri, beberapa pengusaha juga memilih untuk lewat Mojosari.
Akan tetapi, pemilihan jalur tersebut membuat biaya solar bertambah.
Menurut Kody, panjang rute yang harus ditempuh via Mojosari dua kali lipat lebih jauh.
Ia berharap, pemerintah bisa memberi solusi jangka panjang agar jalan tersebut tak lagi kebanjiran ke depannya.
Baca: Gudang Diduga Pabrik PCC di Semarang Digerebek BNN
Selain itu, ia juga berharap jalan tol penghubung tol Porong dan tol Pandaan akan segera tersambung. Jalan tol itu masih proses pembangunan.
Menurut Kody, kehadiran jalan tol penghubung akan banyak membantu distribusi logistik.
Wakil Ketua 1 Bidang Logistik DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jatim Ariel Wibisono mengatakan, terputusnya jalan raya mengganggu distribusi logsitik.