Hal tersebut diungkapkan Uwa Bubur ketika ditemui Tribun Jabar di tempatnya berjualan, Rabu (6/12/2017).
"Sudah lama jualan bubur di sini, dari dulu juga jualannya bubur, cara membuatnya pun masih sama seperti dulu," ujar Uwa Bubur dengan suaranya yang tak begitu keras.
Meski peluh bercucuran setelah mendorong gerobak bubur, namun kakek humoris itu sesekali melontarkan lelucon-lelucon lucu.
Senyum dan tawa tak pernah lepas dari bibirnya meski gigi depan Uwa Bubur tak lengkap lagi.
Meski tubuhnya sudah tak sekuat dulu, Uwa Bubur tetap terus berjualan bubur dan tak pernah mengeluh.
Baginya, tak ada pilihan lain selain bergantung pada bubur ayam dagangannya meskipun tubuh sudah lelah dan ingin beristirahat.
"Ya kalau lelah, istirahat saja, tapi kalau berhenti, nanti saya dan istri makan dari mana?" ujarnya. (Seli Andina)
Artikel ini telah tayang di Tribun Jabar dengan judul: Kisah Uwa Bubur, Mempersiapkan Dagangan Sejak Dini Hari Hingga Berjuang Membiayai Istri yang Sakit