Namun IMEI yang tertera dalam boks dihapus oleh tersangka agar tidak bisa dilacak polisi.
Ojek online
Barang berbahaya itu dikirimkan kepada korban melalui ojek online.
Bom kemudian meledak di sebuah warung di depan kantor korban, Jalan Laksda M Nasir, Surabaya.
Kapolres menyebut berdasarkan rekaman CCTV terlihat orang mengantar paket yang tidak diketahui isinya.
"Saat mengirim paket, orang itu tidak terbur-buru. Waktu meninggalkan lokasi masih sempat memainkan ponselnya," ujarnya.
Dari data yang ada, penyidik akhirnya mengecek dua jasa ojek online yg diketahui memiliki layanan untuk mengantarkan pesanan atau paket itu.
Berdasarkan informasi waktu pengiriman dan alamat tujuan pengiriman (ke PT Bahana Line atas nama penerima Anton Warjono), akhirnya diketahui pelakunya Edy Wijanarko.
"Anggota akhirnya mencari keberadaan Edy. Pada Rabu (13/12/2017) pukul 22.00 WIB Edy sudah tidak di rumah," ungkap Kapolres.
Ketika meninggalkan rumah pada malam hari, Edy terlihat tergesa-gesa.
Seketika polisi bergerak mencari Edy.
"Ternyata Edy sudah berada di Terminal Arjosari, Malang. Tersangka ditangkap di Blimbing, Malang. Pada Jumat pukul 03.00, ia dibawa ke Polres Tanjung Perak," kata dia.
Kasus itu berawal ketika pada Senin (11/12/2017) sekira pukul 20.45, office boy PT Bahana Line bernama Lilo menerima paket ditujukan pada Anton Warjono.
Lantas paket tersebut diserahkan kepada Anton dan dibuka di sebuah warung di depan kantor PT Bahana Line, sekira pukul 21.30.
Anton kemudian mengocok boks ponsel untuk mengetahui isi di dalamnya. Ketika dikocok terdengar suara seakan-akan berisi kerikil.
Aton kemudian membuka paket perlahan-lahan dan terihat isi paket berupa pecahan kaca.
Ia menutup kembali boks itu. Begitu ditutup langsung meledak dan korban melepaskannya.
Dalam boks terdapat baterai kotak 9V merek Panasonic, rangkaian kabel warna hijau, merah, dan hitam, sisa serbuk warna hitam, jepitan baju, serta sobekan kertas koran. (surya/mif)