Baca: BMKG Cabut Peringatan Tsunami Gempa Tasikmalaya
Kapolres Ronny Suseno, mengakui korban dituduh selingkuh dengan istri tersangka.
Namun saat ditanya berapa lama perselingkuhan itu berlangsung, Kapolres enggan berkomentar banyak.
"Kami tidak terlalu mendalami soal itu. Di sini kami fokuskan soal motif. Ternyata motifnya sakit hati," jelasnya.
Bagaimana tersangka bisa membuat bom yang dikemas dalam kotak ponsel tersebut? Edy mengaku membuat bom setelah searching di internet.
Bom paket itu yang dinilai paling mudah karena tidak banyak membutuhkan bahan peledak high explosive.
Bahan dasarnya antara lain kotak, baterai, kabel dan potasium.
Baca: Gempa 6,9 SR Sebabkan Dua Warga Meninggal, Ratusan Rumah Rusak
"Tersangka pernah belajar membuat bom daya ledaknya di atas bom paket. Tapi tidak diteruskan karena rumit," ujar AKBP Ronny Suseno.
Bom buatan Edy tidak langsung jadi. Percobaan dilakukan sampai enam kali dan baru bisa meledak.
"Pertama dicoba pada lampu dan berhasil meledak," jelasnya.
Di mana tersangka membeli potasium?
"Tersangka membeli di toko kimia di seputaran Surabaya saja. Edy adalah lulusan STM dan tahu soal elektronika," ujar Kapolres.
Bom paket berisi pecahan kaca yang dimasukkan dalam sebuah boks pembungkus ponsel.