TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Wilayah Bantul yang berada di sisi selatan Pulau Jawa ikut merasakan getaran gempa pada Jumat (15/12/2017) malam.
Sejauh ini belum ada laporan kerugian dan kerusakan akibat gempa. Namun satu nyawa dilaporkan melayang.
Fatimah (34) warga Dusun Jambon RT 27, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu, Bantul dikabarkan tak bernyawa sesaat setelah gempa.
Ia diduga meninggal lantaran kaget ketika membangunkan buah hatinya bernama Rayi Amirul Husna (5) yang sedang tertidur ketika gempa terjadi.
Ayah Fatimah, Damiri mengatakan putrinya juga dalam keadaan tertidur ketika gempa terjadi.
"Jadi (almh) anak saya itu sudah tidur di kamarnya dengan cucu saya (Rayi), saya sempat panggil agar segera keluar rumah menyelamatkan diri saat gempa," kata Damiri, Sabtu (16/12/2017).
Usai membangunkan anaknya, Fatimah sudah sempat membuka pintu.
Damiri sempat melihat almarhum berdiri namun tak berapa lama anaknya itu langsung jatuh perlahan tak jauh dari pintu kamar.
Damiri meyakini, anaknya tidak terpeleset karena ia melihat anaknya jatuh perlahan.
"Tidak terpeleset, saya lihat sendiri anak saya jatuh perlahan setelah berdiri untuk membuka pintu kamar, tapi sepertinya memang karena kaget saat gempa. Jadi saat posisi tidur pulas lalu kaget gempa dan buru-buru berdiri untuk berniat keluar rumah bersama cucu saya," kata Damiri.
Keluarga sempat membawa Fatimah ke rumah sakit RS Mitra Sehat.
Saat dibawa dari rumah, detak jantung almarhum masih terasa namun sudah tak terasa lagi saat sampai di rumah sakit.
Tidak ada bekas luka terantuk benda keras dalam tubuh almarhum termasuk kepala.
Suami Fatimah, Haryono tampak terpukul dengan kejadian ini.
Pasalnya ia sama sekali tak menduga istrinya meninggal sesaat setelah gempa.
Karena sebelumnya, ia sempat melihat sang istri bersendau gurau dengan anaknya seperti biasa di ruang tamu rumah.
Tidak ada tanda-tanda Fatimah sakit.
Karena hari-hari sebelumnya almarhum bekerja seperti biasa sebagai penjaga toko baju di Kotagede.
"Mungkin karena kecapekan, apalagi istri saya sedang pulas tidur, lalu tiba-tiba berdiri karena kaget, tapi kami sudah mengikhlaskan," kata Haryono.
Camat Sedayu, Fauzan Muarifin dari keterangan warganya memang getaran gempa cukup dirasakan di Sedayu.
Ia mengerti kemungkinan almarhum panik ketika terjadi gempa saking getaran besar yang dirasakan.
Pihak kecamatan pun menyatakan ikut berbela sungkawa sedalamnya.
Dari peristiwa kemarin, Fauzan pun mengimbau kepada masyarakat khususnya warga Sedayu agar selalu waspada jika ada gempa sewaktu-waktu.
"Selalu waspada dan usahakan tenang saat keluar rumah, jangan panik dan cari tempat paling aman untuk berlindung," katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)