Baca: Abu Gunung Agung Sudah Sampai Gianyar dan Denpasar
Selain itu, terdapat satu alas tidur tipis berwarna hitam yang dilengkapi bantal kecil.
Di ujung sel juga terdapat WC jongkok, komplit dengan bak mandi kecil di sisi kanannya.
Karena dalam satu ruangan terdapat dua sel, artinya setiap terpidana hanya bisa berkomunikasi dengan satu orang, yakni yang berada di ruangan itu.
"Narapidana tidak bisa keluar sel jika tidak ada keperluan penting. Total ada 83 orang tenaga kerja dan rencana akan ditambah 30 petugas. Selain empat blok juga ada blok pengasingan dan isolasi," imbuhnya.
Sayang, Tribun Jateng tidak diperlihatkan bentuk dari ruangan isolasi. Menurut Jonggo, ruangan itu hanya dihuni satu orang.
Berbeda dengan sel kebanyakan yang terbuat dari jeruji besi, sel di lapas itu berbahan jaring besi yang kuat.
Jika jari jemari dimasukkan ke dalam sela-sela jaring, akan terasa tajam di bagian dalamnya.
"Ini untuk mengantisipasi agar napi tidak memanjat," ungkap Jonggo.
Jonggo menjamin jaring besi yang menjadi pembatas sel tak akan mampu dirobohkan oleh kekuatan seorang napi.
"Kalau tidak percaya, silakan tendang dan atau dorong sekuat tenaga, tak akan ada apa-apa," ucapnya, sembari mempersilakan Tribun Jateng menendang maupun mendorong sel.
Kendati sistem pengamanan di lapas sudah super ketat, petugas yang ada pun akan dibekali senjata api.
"Senjata laras pendek dan panjang dengan kaliber kecil, karena fungsinya bukan untuk tempur, tapi melumpuhkan. Selain itu ada juga peluru karet, gas air mata, alat kejut listrik. Petugas penjemput terpidana yang ingin dibesuk harus lebih dari satu orang," urainya.
Selanjutnya, Jongga mengajak Tribun Jateng ke pintu masuk tahap dua lapas, tepat di belakang gedung utama.
Di sana juga terlihat petugas yang berjaga-jaga. Selain itu, terpasang X-ray barang dan body scaner.