Laporan Wartawan Tribun Bali, Putu Supartika
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kenangan masa kecil sewaktu bermain bersama dengan sang kakak puluhan tahun lalu mendadak terlintas saat jenazah Aiptu Suanda dikremasi.
Tak ada ucapan yang bisa dikatakan selain suara tangis iklas dari sang adik.
Aiptu I Made Suanda, mantan anggota polisi yang menjadi korban pembunuhan, Rabu (3/1/2018) kemarin dikremasi di Krematorium Cekomaria Denpasar, Bali.
Suasana duka sepanjang acara terasa menyelimuti lokasi pada siang kemarin.
Adik dari Suanda, Wayan Sudana Bima terdiam beberapa saat ketika Tribun Bali menanyakan mengenai sosok almarhum Aiptu I Made Suanda.
Ujung matanya terlihat basah dan matanya mulai memerah.
Ia mencoba menyeka air matanya.
Beberapa kali ia menarik napas untuk menenangkan dirinya.
Baca: Penemuan Kerangka Tubuh Pertapa di Gunung Budheg, Tiga Misteri yang Belum Terungkap
"Mungkin saya sedikit cengeng, kalau bisa saya bilang, separuh jiwaku pergi," kata adik bungsu Aiptu I Made Suanda dengan suara agak berat.
Selama 58 tahun kebersamaan sebagai seorang adik kandung, ia merasa sangat terpukul dengan kejadian ini.
Suanda bukan sekadar sosok kakak kandung dalam hidupnya.
Namun lebih dari itu, Suanda adalah sosok yang peduli dengan keluarga dan juga sangat disiplin.