Laporan Wartawan Tribun Jateng, Amanda Rizqyana
TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN- Kekayaan keragaman kayu di Indonesia tak hanya jenis dan nama, namun juga dapat dilihat kualitasnya.
Kayu-kayu menjadi kekayaan Indonesia yang ada ini juga diakui oleh dunia.
Hal tersebut dibuktikan dengan kerajinan pipa tembakau dari kayu Indonesia mampu bersaing dengan produk internasional.
Hal ini yang dilakukan oleh sekelompok penggemar pipa tembakau yakni Patrik Budi (52), Parjan (55), Purwanto (62) dan Mohammad Baekuni (35) yang membuat jenama PapapuQ Pipe.
Jenama tersebut merupakan akronim dari nama mereka. PapapuQ memproduksi kerajinan pipa tembakau dari kayu asli Indonesia.
Berkisah mengenai awal mula gagasan pembentukan jenama PapapuQ, kilas baliknya ialaah ketika mereka memiliki kegemaran menghisap tembakau dari pipa atau biasa dikenal cangklong atau pipa.
Tahun 2010, ketiganya iseng membuat canglong dengan kayu yang mudah didapat di sekitar tempat tinggal mereka di Ambarawa.
Seperti kayu sonokeling, jati, dan kelengkeng. Namun hasil eksperimen ini hanya kayu sonokeling yang mampu bertahan.
"Kayu jati membuat rasa dan aroma tembakau menjadi berubah karena kayunya mengeluarkan minyak. Sementara dari kayu kelengkeng hasilnya bagus, tapi lama kelamaan pecah karena tidak kuat menahan panas," terang Baekuni, Kamis (11/1/2018) siang.
Kemudian mereka pun bereksplorasi dengan jenis-jenis kayu lainnya, seperti nangka, sawo, dewandaru, dan asem.
Kayu jenis ini bagus sebagai bahan pipa. Ada pula kayu Amboyna Burl yang teksturnya bagus namun sulit dicari bahannya.
Selain material kayu, mereka juga memanfaatkan bahan lokal lainnya seperti tanduk kerbau.
Menurutnya, tanduk kerbau ini memiliki kekuatan panas yang bagus. Warnanya pun dapat disesuaikan dengan bahan kayu lainnya," ujar Purwanto.