"Namun yang saya kami lihat dari sini, prediksi ibu wali kota untuk segera menutup lokalisasi agar tidak ada dampak negatif pada anak itu sangat tepat."
"Ini baru dua kali ditemukan kasus sex addict pada anak, bisa jadi di luar masih banyak tapi belum mau melapor," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan pihaknya sudah mendatangkan psikiater untuk bertemu dengan YK.
Ke depan bukan tidak mungkin YK akan dikenakan hypnotherapy.
"Kami mendatangkan psikiater dan psikolog untuk melakukan pendampingan dan terapi pada anak tersebut. Karena kalau sudah begitu harus didampingi supaya berhenti melakukan perilaku tersebut," ucap Febria.
Selain itu Febria juga menyebut pihaknya melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk keamanan ke anak-anak jangan sampai hal tersebut terjadi lagi.
"Keluarganya juga sudah kami beritahu bagaimana harus bersikap di depan anak.
Dan juga ke tetangga agar jangan sampai ada olok-olok pada anak," katanya.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota Surabaya menemukan seorang anak dengan kelainan sex addict atau kecanduan sex.
Setelah ditelusuri, sex addict yang diderita oleh anak perempuan berusia 8 tahun dengan inisial YK itu terjadi karena dia tumbuh besar di kawasan Lokalisasi Dolly, yang kini telah ditutup.
"Kami menemukan kasus anak yang mengalami sex addict lagi. Temuannya baru kemarin. Anak ini diketahui sejak usia dua tahun dititipkan ke neneknya yang tinggal di Dolly," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A), Nanis Chairani, Rabu (17/1/2018).
YK dititipkan oleh orang tua kandungnya ke sang nenek sampai tahun 2016 sebelum diambil kembali ke Tambak Wedi lantaran neneknya sakit TBC.
Disampaikan Nanis, anak tersebut mengalami kelainan seks yang cukup membuat ngeri.
"Kami mulanya menemukan anak ini karena pengaduan dari ibunya saat kami merawat keluarganya yang kena TBC, keluarga ini mengidap TBC akibat tertular dari sang nenek, makanya itu anak ini dibawa kembali oleh ibunya," ucap Nanis.