TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Saat ini mayoritas pasien campak dan gizi buruk yang dirawat di RSUD Agats kondisinya membaik.
Dokter dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Fathih Juandi Pohan mengatakan tenaga kesehatan harus tetap waspada terkait bertambahnya pasien campak dan gizi buruk.
“Sebagian besar pasien campak dan gizi buruk memang membaik kondisinya. Namun itu kembali lagi kepada pola hidup di lingkungannya,” kata dokter Fathih di Agats yuang berada di Papua, Rabu (24/1/2018).
Membaiknya kondisi pasien itu dilihat dari beberapa faktor, yakni keadaan umum, keluhan berkurang, asupan makan dan minum, kenaikan berat badan, dan lainnya.
“Kalau diperhatikan memang respon perbaikan gizinya itu cepat, bahkan dalam 7 hari bisa berubah menjadi gizi kurang padahal 5 sampai 7 hari itu kan proses stabilisasi,” ungkap dokter Fathih.
Asupan makanan yang diberikan kepada pasien dengan gizi buruk di RSUD Agats ini berupa susu dengan formulasi khusus, yakni susu formula ditambah gula.
Baca: Puan Maharani: Negara Hadir Tanggulangi KLB Campak dan Gizi Buruk di Kabupaten Asmat
Tujuannya memberikan kalori untuk tumbuh kejar.
Diberikan pula antibiotik pada penderita gizi buruk dengan infeksi, dan vitamin A, serta asam folat.
Pemantauan kenaikan berat badan pun dilakukan setiap pagi, siang dan sore.
Imunisasi menjadi satu-satunya cara efektif mencegah campak.
Mengingat kondisi geografis dan jarak di Papua sulit, para tenaga kesehatan dituntut lebih kuat dalam memperluas cakupan imunisasi di pelosok daerah.
Dokter Fathih mengatakan masyarakat di pelosok daerah pun harus menyambut baik atas usaha tenaga kesehatan dengan memahami pentingnya imunisasi untuk anak.
Lebih jauh dari itu, lanjut dokter Fathih, masyarakat bisa mengubah pola hidup dengan memperhatikan kesehatan keluarga dan lingkungan.