TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Bercak-bercak darah yang sudah menghitam menempel di tanah, tembok, dan halaman depan sebuah rumah kontrakan di Banjar Kang Kang, Desa Pererenan, Mengwi, Badung, Sabtu (10/2/2018) sore.
Bercak darah tersebut merupakan darah I Made Rai Sina (42) yang tewas mengenaskan di tangan I Nyoman Suama (32).
Korban Rai Sina dihabisi Suama saat keduanya terlibat perkelahian tepat pada pukul 12.00 Wita.
Rai Sina, warga asal Banjar Sedahan, Desa Munggu, meninggal dengan tangan nyaris terputus setelah ditebas pedang oleh pelaku Suama, asal Desa Tembok, Tejakula, Buleleng, yang tinggal di Banjar Kang Kang.
Pantauan Tribun Bali, peristiwa tersebut membuat warga sekitar geger.
Begitu juga pengendara yang melintas di Jalan Raya Pererenan-Tumbak Bayuh pun penasaran dengan peristiwa yang memilukan tersebut.
Menurut informasi yang berhasil diperoleh di lapangan, pemicu terjadinya perkelahian yang berujung maut ini adalah masalah taruhan di arena judi tajen atau sabung ayam.
Baca: Korban Meninggal Bertambah Jadi 27 Orang
"Sepertinya ada masalah di tajen, tapi sudah lama sekitar satu tahun yang lalu. Pelaku juga dikenal baru suka tajen sekitar dua tahun yang lalu,” ungkap seorang warga yang ditemui di TKP.
Pelaku Suama sudah tinggal di kontrakan (TKP) sekitar satu setengah tahun yang lalu.
"Sudah tinggal di sini sekitar satu setengah tahun yang lalu," ujarnya.
Informasi di kepolisian, antara pelaku dan korban sempat mengikuti tajen bersama pada Januari lalu di wilayah Munggu.
Ketika tajen berlangsung, pelaku taruhan melawan korban.
Namun, ketika ayam yang dipegang taruhannya oleh pelaku menang, tiba-tiba korban tidak mau membayar.
Alasannya, uangnya sudah habis. Alhasil sempat terjadi keributan di lokasi tajen.
Untungnya peristiwa tersebut dapat dilerai oleh para bebotoh lainnya yang ada saat itu.
"Menurut keterangan pelaku, mereka sempat taruhan namun ketika pelaku menang, korban justru tidak mau membayar dengan alasan tidak punya uang lagi," ujar salah satu sumber.
Seminggu berikutnya mereka kembali bertemu pada acara yang sama.
Pada saat itu, korban sempat menyenggol pelaku dan melontarkan kata-kata yang isinya mengajak berkelahi, dan lagi-lagi peristiwa tersebut pun diredam oleh rekan lainnya di tempat sabung ayam.
Baca: Pegawai Bandara Juwata Dapat Upah Rp 4 Juta Antar 1 Kg Sabu dari Tarakan Menuju Balikpapan
"Kejadiannya terus memanas, tapi karena di tempat tajen kan dilerai dengan teman-temannya yang ada di sana," imbuh sumber di kepolisian.
Tantang Pelaku Berkelahi
Puncaknya, Sabtu (10/2/2018) sekitar pukul 12.00 Wita, korban justru mendatangi rumah kontrakan pelaku saat sedang tertidur.
Awalnya, pelaku mendengar ada orang yang datang ke kontrakan kemudian menggedor-gedor pintu kamarnya.
Mendengar hal tersebut, pelaku pun mengintip melalui jendela dan melihat korban sedang berdiri di depan pintu rumahnya sembari mengeluarkan kata-kata menantang untuk berkelahi.
"Nah mendengar tantangan dari korban, pelaku kemudian membuka pintu rumahnya. Keduanya sempat adu mulut atau cekcok," ungkapnya.
Setelah sempat adu mulut, korban sempat berbalik menuju sepeda motornya yang diparkir di luar pagar guna mengambil sesuatu.
Sedangkan pelaku kembali masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil sebilah pedang.
Namun tak disangka, ketika pelaku melihat korban masuk ke halaman rumah kontrakannya, pelaku langsung menebas korban secara membabibuta hingga jatuh tersungkur bersimbah darah.
Baca: Jenazah Korban Pagi Ini Dibawa ke Tangerang Selatan
"Pelaku yang sudah menggenggam sebilah pedang langsung menebas korban secara membabibuta ketika masuk ke halaman rumah kontrakannya," ungkapnya.
Diduga perkelahian tersebut tidak terjadi sebentar saja. Pasalnya pelaku juga mengalami luka lantaran korban juga membawa senjata tajam jenis pisau lipat.
Selain itu, bercak darah terdapat di beberapa tempat seperti halaman kontrakan, tembok pembatas rumah kontrakan, tembok gang, hingga akhirnya tewas di jalan gang menuju rumah kontrakan pelaku.
"Dugaan kuat korban sempat lari ke arah yang berbeda hingga tewas di jalan gang menuju rumah kontrakan pelaku," kata dia.
Potongan Jari Telunjuk
Kasat Reskrim Polres Badung, AKP I Made Pramasetia, juga mengungkapkan hal senada.
Antara pelaku dan korban juga sempat mengalami masalah, dan kemudian mengakibatkan adu mulut dan terjadi pekelahian.
"Namun kami belum berani menyimpulkan pokok permasalahannya adalah masalah tajen, kami masih periksa dulu," ujar Pramasetia, kemarin.
Setelah kejadian, kata dia, pelaku juga mengalami luka pada punggung, tangan kanan, dan tangan kiri, kemudian luka terbuka pada kelingking kiri dan kanan dan telunjuk patah.
Suama pun pergi berobat ke rumah sakit di daerah Abianbase.
Setelah mendapat perawatan pelaku kembali ke rumahnya dan kemudian diamankan petugas kepolisian.
"Pelaku kami amankan di kontrakannya dan kemudian digiring menuju kantor polisi untuk dilakukan pemeriksaan," ungkapnya.
Dia menyebutkan, dari kejadian tersebut beberapa barang milik korban dan pelaku sudah berhasil diamankan.
Di antaranya satu buah tas pinggang warna hitam berisi uang tunai Rp 515.000, satu buah pisau lipat, kartu Pecalang, kartu anggota salah satu ormas di Bali yang semuanya milik korban.
Selain itu juga berhasil mengamankan satu buah pisau atau pedang, potongan jari telunjuk kaki kiri, dan potongan kulit kepala.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mangusada Badung, Dr Made Nurija, menyebutan luka yang dialami korban cukup luas akibat kena tebas.
Mulai dari kepala, wajah, dada, lengan, paha, kaki, dan jari.
"Hampir di sekujur tubuhnya dipenuhi luka. Sangat parah," terangnya.
Bahkan, pergelangan tangan kiri korban nyaris putus diduga akibat kena sabetan pedang.
Nurija menduga, meninggalnya korban diakibatkan oleh pendarahan yang cukup kuat.
"Dugaan kuat karena banyaknya pendarahan. Terlebih lagi diakibatkan oleh luka yang dialami oleh korban di sekujur tubuhnya," ujarnya.