Laporan Reporter Tribun Jogja, Tantowi Alwi
TRIBUNNEWS.COM, JOGJA – Jumlah korban amukan Suliono, pelaku penyerangan Gereja Santo Lidwina, Trihanggo, Sleman pada Minggu (11/2) dapat diminimalisir berkat kesigapan Aiptu Al Munir, Aiptu Praspanto, dan Brigadir Erwin.
Namun, sosok yang paling mencolok yakni Aiptu Munir, hal ini karena dirinya yang berhadap-hadapan langsung dengan Suliono dan melumpuhkan pelaku dengan dua tembakan.
Anggota Sabhara Polsek Gamping, Sleman ini menceritakan detik-detik saat dirinya dapat melumpuhkan Suliono, pelaku penyerangan Gereja Lidwina.
Aiptu Munir menuturkan sekitar pukul 07.00 WIB, ia diberitahu bahwa ada kejadian seseorang mengamuk menggunakan pedang sehingga melukai beberapa korban termasuk Romo Prier.
Ketika diberitahu ihwal peristiwa tersebut, dirinya dan Brigadir Erwin, dan Aiptu Praspanto langsung menuju ke lokasi menggunakan mobil patroli.
Kurang lebih 10 menit ketiga polisi tersebut untuk sampai ke lokasi, dikarenakan mereka harus menempuh jarak sekitar 10 km.
Sesampainya di Gereja St Lidwina, ketiga polisi tersebut langsung berbagi tugas seperti mengondisikan massa, jalan dan lain sebagainya.
Saat tiba di gereja, situasi sudah tidak kondusif, para jemaah banyak yang berlarian dan berteriak.
“Saya turun di tengah jalan, kemudian lari ke gereja, saya melihat ada seseorang (Suliono) mengayun-ayunkan pedang sambil mengejar seseorang, lalu tindakan yang saya ambil adalah mengeluarkan senjata, mendekati pelaku,” cerita Aiptu Munir saat di Mapolda DIY, Senin (12/2/2018).
Dalam situasi tersebut, ia telah melakukan langkah-langkah sesuai standar kepolisian.
“Saat itu saya berteriak, ‘saya polisi, berhenti’, kemudian melepaskan tembakan peringatan,” tuturnya.
Tetapi, bukannya berhenti mendengar teriakan dirinya, si pelaku malah mengincar Aiptu Munir, lalu berlari untuk menyerang dirinya.
Ayunan pedang pelaku akhirnya melukai tangan kiri Aiptu Munir.