Karena kondisi sudah membahayakan, Aiptu Munir akhirnya melepaskan tembakan ke arah kaki kiri pelaku.
“Ia berbalik menyerang saya dan melukai tangan kiri saya. Kemudian saya tembak ke arah kaki sebelah kiri."
"Lalu, pelaku menyabetkan ke kaki kiri saya, saya tembak lagi di kaki sebelah kanan, pelaku mendorong saya dan jatuh, kemudian, pelaku mau mengayunkan pedang ke arah badan saya, kakinya saya tendang, pelaku jatuh, dan masyarakat membantu saya melumpuhkan pelaku,” ujar Aiptu Munir.
Jarak antara dirinya dan pelaku hanya sekitar dua meter saat tembakan pertama ke kaki kiri pelaku dilepaskan.
“Jaraknya 2 meter, saya menggunakan senjata laras pendek, revolver,” tuturnya.
Anggota Polsek Gamping tersebut mengungkapkan, upaya melumpuhkan pelaku berlangsung sangat cepat.
Hanya sekitar tiga menit saja untuk melumpuhkan pelaku yang sudah melukai sejumlah jemaah gereja.
Setelah pelaku dilumpuhkan, warga banyak yang ingin mengeroyok dan memukuli tersangka, dengan sigap, ia dibantu kedua rekannya untuk mengamankan pelaku dari amuk massa.
Saat itu, langsung saja, pelaku penyerangan diamankan dan dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans.
Bagi Aiptu Munir, menyelamatkan nyawa masyarakat jauh lebih penting daripada keselamatan dirinya sendiri.
Sehingga keberaniannya bertambah saat berhadap-hadapan langsung dengan pelaku yang sudah kalap.
“Karena menyangkut keselamatan jiwa orang lain, tidak ada rasa takut bagi saya, itu sudah tugas seorang polisi,” kata Aiptu Munir, yang tahun depan akan pensiun dari kepolisian. (tribunjogja)