TRIBUNNEWS.COM, RIAU - Program pembinaan keterampilan dan keahlian dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekanbaru berupa beternak ayam potong dinyatakan sukses.
Mengapa? Ini karena program pembinaan keterampilan dan keahlian yang mulai terlaksana sejak Desember 2017 lalu itu, berhasil panen untuk kali kedua pada Senin 12 Februari 2018, kemarin.
Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru Yulius Sahruzah menjelaskan program pembinaan beternak ayam potong menjadi andalan Lapas Pekanbaru sebagai bekal Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam proses reintegrasi dengan masyarakat.
Kegiatan ini juga dilakukan guna mendukung program Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Lapas di Indonesia, menjadi Lapas produktif dan Lapas industri.
Yulius melanjutkan, sebelum memutuskan untuk mencoba memproduksi suatu produk, petugas Lapas Pekanbaru mensurvei dan mengamati respon pasar sekira produk apa yang akan dijual dan dicari-cari oleh masyarakat.
“Karena yang kami harapkan kedepannya, para WBP dapat melanjutkan usaha ini ketika bebas nanti. Sehingga mereka tidak menjadi beban masyarakat lagi melainkan menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungannya,” ucap Yulius dalam keterangan persnya, Rabu (14/2/2018).
Baca: BNNP Klaim Punya Daftar Nama Artis yang Sudah Diincar dalam Operasi Narkoba
Yulius menambahkan ayam potong juga dianggap sebagai komoditi yang paling mudah pemasarannya saat ini dan jangkauan konsumen yang luas pada segala umur. Sebagaimana diketahui dari anak-anak sampai orang dewasa banyak yang gemar mengonsumsi olahan ayam potong.
Lebih lanjut, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Riau Riau Lilik Sujandi menuturkan program pembinaan beternak ayam potong di Lapas Kelas IIA Pekanbaru adalah kegiatan positif.
Sebab kegiatan tersebut membuat para WBP dapat menyerap ilmu dan pengalaman ketika beternak ayam, hingga menjual hasil ternak ayam ke pasar saat masa panen tiba. Sehingga dapat menjadi modal pengalaman yang baik untuk kehidupan WBP saat telah bebas.
“Jadikan usaha peternakan ini sebagai wahana pelatihan kerja dan pengembangan ilbu bagi WBP sekaligus juga sebagai pengisi waktu kegiatan yang lebih produktif. Semoga kegiatan ini dapat dimanfaatkan dan dilanjutkan serta dapat mengembangkan usaha kegiatan lainnya dan sukses," katanya.
Diketahui, kegiatan panen ternak ayam yang diikuti oleh Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru dan Kepala Divisi Pemasyarakatan Riau pada Selasa malam kemarin berhasil menghasilkan nilai penjualan ayam sebesar Rp 18.560 dengan modal awal sebesar Rp 15.440.000 untuk bibit dan makannya.
Sedangkan untuk usaha peternakan ayam dengan bibit 1000 ekor di Lapas Pekanbaru ini berlangsung selama 25 hari dengan hasil panen diperoleh sebanyak 928kg dengan harga Rp 20.000 pada tingkat pengumpul.