Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA- Beberapa waktu lalu sempat ada pemandangan unik di sekitar Tugu Jogja.
Seorang perempuan berdandan menor, mengenakan kebaya dan berbalut jarik.
Ia juga menggendong tas kotak bertuliskan Inem jalan-jalan. Perempuan menamai dirinya Inem.
"Itu adalah edan-edananan kalau di manten. Maknanya tolak bala. Tolak bala ini maksudnya supaya Jogja terhindar dari pengaruh-pengaruh buruk," kata Inem.
Inem sendiri sebenarnya mantan dosen PGSD Sanata Dharma Yogyakarta yaitu Made Dyah Agustina.
Ibu dua anak itu bersembunyi dibalik Inem untuk menghibur sekaligus mengingatkan tata krama yang mulai hilang di Yogyakarta.
"Masyarakat itu butuh hiburan baru. Nggak cuma yang menghibur tetapi juga yang mendidik," kata Inem.
Ia merasa prihatin dengan keadaan Yogyakarta sekarang ini.
Sosok berambut panjang itu mengatakan bahwa Yogyakarta memang istimewa, tetapi orang-orangnya kurang istimewa.
"Sedih sekali sekarang ini unggah-ungguhnya agak berkurang. Anak muda zaman sekarang kurang menghormati orangtua, inilah yang seharusnya ditanamkan sejak dini," lanjut Inem.
Inem sudah melakukan enam kali jalan-jalan, sejak mulai Januari 2018. Dalam jalan-jalannya Ia selalu membawa seorang fotografer dan dua polisi untuk keamanan.
"Foto itu candid, fotografer jauh nggak tau kemana. Sama ada polisi, dulu pernah diusir. Sekarang udah ada dukungan dari Aliansi Jogja Sehati," kata ibu kelahiran Yogyakarta 18 Agustus 1986 itu.
Dalam kegiatan jalan-jalannya, Ia menyapa pedagang-pedagang yang Ia lalui.
Ia berbagi cerita kepada pedagang, dan tak jarang Ia memberikan sedekah. Selama kegaitan itulah fotografer memotret dari jauh.
Setelah itu Inem akan memilih foto, kemudian diunggah ke media sosial, instagram @inemjogja.
"Saya pilih fotonya, nanti foto yang bagus saya upload ke intagram atau facebook. Nanti saya kasih tulisan yang mendukung foto itu," lanjut Inem.
Ia mengatakan dalam caption fotonya memberikan ajakan untuk bersikap sopan.
Misalnya ajakan menunduk saat hendak menyeberang jalan. Atau mengatakan mangga sambil membungkuk saat melewati orang yang lebih tua.
"Hal kecil seperti itu lho, kan adem to jadinya. Mungkin kalau orang tua bilang ngapain sih nggak penting. tetapi edukasi itu penting lho buat anak-anak kita," lanjut Inem. (*)