Barang-barang yang dipindahkan dari kapal itu adalah ikan beku untuk umpan pancing di bagian penyimpanan makanan di bawah palka kapal Win Long.
Setidaknya, muatan total yang dipindahkan mencapai 15 ton. Sebagian umpan dalam kotak dan dibungkus plastik biru.
Eko menyebutkan, saat ini masih ada umpan ikan di bagian ujung palka bawah yang belum dikeluarkan.
Prosesnya memang cukup memakan waktu karena terkendala pada proses pengangkatan.
"Perkiraan sampai pagi sekitar 15 ton. Kendala pengangkatan dari bawah kapal dengan mesin hanya satu unit dan tidak bisa cepat," jelasnya.
Baca: Pengunjung Tahanan Polres Pura-pura Pingsan Ketahuan Selipkan Sabu dalam Bakso
Hari ini adalah hari terakhir pencarian sabu yang dikabarkan mencapai berat 3 ton.
Apabila hingga Minggu (25/2/2018) malam tidak juga kunjung ditemukan barang bukti narkoba jenis sabu seberat 3 ton yang disangkakan awalnya, pihaknya dengan ikhlas akan menarik diri.
"Selanjutnya terserah kawan-kawan BC karena kepabeanan mereka yang tangani. Sejauh ini sabu 3 ton itu masih berupa informasi awal yang masih kami cari dalam kapal," ujar Eko.
Pelabuhan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Khusus Kepri sangat sibuk sejak Jumat (23/2/2018) sore hingga malam.
Puluhan petugas polisi bersenjata lengkap dan berpakaian sipil serta petugas BC terlihat mondar-mandir dan berjaga di kawasan dermaga.
Keramaian dermaga BC ini terkait penangkapan kapal Win Long, Jumat siang di Selat Philips, tak jauh dari Pulau Nipah, Batam.
Kapal berbendera Taiwan dengan 28 awak tersebut diduga membawa sabu.
Jumlah sabu pun simpang-siur. Ada yang menyebutkan 1 ton, 2,6 ton, bahkan ada yang menyebutkan 3 ton, sehingga informasinya menjadi viral di media massa dan media sosial.
Pada Sabtu sore, sekira pukul 16.50 WIB, satu unit mobil milik Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Karimun masuk ke Kanwil DJBC Khusus Kepri yang terletak di Meral tersebut.