News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ada Mobil Terpantau Kamera CCTV Tetangga Mantan Wakapolda yang Terbunuh, Siapa Pemiliknya?

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Polisi terus mendalami kasus kematian Kombes (purn) Agus Samad. Terbaru, polisi kembali mengambil sampel darah dan muntahan dari TKP.

Hal tersebut disampaikan Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri saat ke lokasi di Perum Bukit Dieng blok MB 9.

"Dari Labfor Polda Jatim mengambil sampel darah dan muntahan," katanya sembari berjalan menuju mobil dinas setelah meninjau TKP, Kamis (1/3/2018).

Asfuri juga menjawab pertanyaan wartawan terkait adanya sebuah mobil yang terpantau kamera CCTV tetangga Agus.

Mobil itu terpantau Jumat (23/2/2018) malam.

Asfuri mengatakan telah melihat hasil rekaman CCTV tersebut.

Namun sejauh ini pelat nomor mobil tidak bisa diidentifikasi.

Hasil dari pengecekan rekaman terlihat adanya mobil seseorang yang melintas pada pukul 22.00 WIB.

"Ketika melihat rekaman agak jauh sehingga pelat nomornya tidak teridentifikasi," ungkapnya. 

Di sisi lain, Labfor Polda Jatim olah ulang TKP kematian Kombes Pol Agus Samad lagi.

Kedatangan mereka untuk memastikan kejanggalan kematian Agus yang belum terungkap.

Dibunuh atau Bunuh Diri?
Sebelumnya, polisi belum mengungkap secara tegas penyebab kematian mantan Wakapolda Sumatera Utama (Sumut) Kombespol Purnawirawan Agus Samad (71) hingga Senin (26/2/2018).

Polisi menjawab 'fifty-fifty' ketika disinggung apakah Agus tewas meninggal akibat bunuh diri, atau karena perbuatan orang lain.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jatim Kombespol Agung Yudha Wibowo dan Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Ambuka Yudha sama-sama melontarkan jawaban 'fifty-fifty' alias 50 persen : 50 persen.

"Masih fifty-fifty lah, fifty-fifty seperti dugaan wartawan," ujar Agung usai memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) Perumahan Bukit Dieng Permai MB-9 Kota Malang, Senin (26/2/2018).

Jawaban Agung ini dilontarkan ketika ditanya wartawan apakah Agus tewas karena perbuatan diri sendiri atau karena perbuatan orang lain.

Baca: Kematiannya Masih Misterius, Polisi Periksa Mobil dan Bekas Muntahan Mantan Wakapolda

Jawaban nyaris senada juga dilontarkan Ambuka Yudha. "50:50, fifty:fifty, terus kami dalami," ujar Ambuka.

Karena masih ada dugaan separo-separo itulah, polisi belum menyimpulkan apa penyebab tewasnya Agus Samad.

Saat memeriksa TKP, Senin (26/2/2018), anggota Satreskrim Polres Malang Kota mempraktikkan kembali kejadian pendobrakan pintu setelah ada informasi kalau Agus tidak bisa dihubungi.

Satpam perumahan setempat, Gunaryo juga diminta praktik langsung.

Ketika itu, Gunaryo-lah yang mendobrak pintu utama berwarna putih itu.

Gun mendobrak pintu itu setelah mendapat kabar dari tetangga Agus, Ny Rahma kalau Agus tidak menjawab telepon sang istri, Ny Suhartatik, Sabtu (24/2/2018) pagi.

Atas izin Suhartatik, Gun mendobrak pintu itu.

Pintu hanya terkunci di bagian bawah. Salah satu daun pintu terbuka.

Saat itulah kemudian diketahui kalau Agus meninggal dunia di halaman belakang rumah tersebut.

Seperti diberitakan polisi menemukan ceceran darah, silet, dan tubuh Agus yang terikat tali rafia.

Baca: Agus Rahardjo Semringah Deputi Penindakan KPK Diangkat Jadi Kepala BNN

Kedua pergelangan kaki Agus terikat tali rafia.

Ujung tali rafia itu terikat di pagar balkon lantai 3 rumah itu.

Ketika Surya bertanya apa latar belakang Agus sehingga polisi menduga ia bunuh diri. Ambuka menjawab motif itu bisa apa saja.

"Bisa ada beberapa, itu yang sedang kami dalami," ujarnya.
Motif itu bisa jadi yang bersangkutan sakit, atau juga ada persoalan keluarga.

Sakitnya Agus dibuktikan dengan ditemukannya aneka obat di rumah itu yang dikonsumsi Agus.

Sedangkan apakah ada persoalan keluarga, polisi belum menyentuh indikasi itu karena masih meminta keterangan dari sejumlah saksi, termasuk dari sang istri, Ny Suhartatik.

Ketika dikonfirmasi tentang analisa polisi perihal tali rafia di kaki Agus yang ujungnya terikat di pagar balkon lantai 3, Ambuka menjawab pihaknya juga masih mendalami itu.

"Itu juga masih kami dalami. Apa fungsi tali rafia itu. Kami masih periksa saksi-saksi. Karena kami akui, kasus ini sangat minim saksi," tegas Ambuka.

Dugaan bunuh diri itu, sedikit terbantahkan dengan kondisi tubuh korban yang terikat tali rafia itu.

Karena ada dua hal yang 'terlihat janggal itulah polisi belum sampai kepada satu kesimpulan terkait penyebab kematian Agus.

Ambuka menambahkan, pihaknya juga masih memeriksa silet berlumuran darah yang ditemukan di atas galon ruang makan rumah tersebut.

Polisi kesulitan mencari sidik jari di silet itu, namun akan terus diteliti.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini