"Saat ini semua bahan yang diambil sampel sudah dikirim ke laboratorium kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan," pungkasnya.
Kepala BBPOM (Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan) Denpasar, Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni Apt. mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar terkait masalah tersebut.
Pihaknya akan melakukan uji laboratorium pada sampel yang telah diambil. Sesuai rencana uji lab tersebut akan dilakukan Senin (19/3) pagi.
"Kami sudah lakukan koordinasi dengan pihak terkait. Rencananya, uji lab kami lakukan besok pagi (Senin, 17/3). Kami juga akan terus lakukan monitoring yang bekerjasama dengan dinkes gianyar," tandasnya.(weg/irm)
Adnyana pun Akhirnya Ikut Tumbang
Kelian Banjar Mudita, Ida Bagus Ketut Mas Adnyana (55), yang terbaring lemas di RSUD Sanjiwani Gianyar, mengatakan bahwa usai acara mengarak ogoh-ogoh dirinya dan sejumlah warga Banjar Mudita, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, menyantap nasi bungkus.
Saat itu Gus Adnyana tidak melihat ada keanehan dalam menu makanan nasi bungkus itu.
Bahkan, beberapa jam usai menyantapnya, kondisi Gus Adnyana masih bagus.
Tanda-tanda dirinya keracunan diawali dengan diare, yang baru dialami Gus Adnyana pada Sabtu (17/3) pagi.
Namun ia mengabaikan kondisi tersebut, dan tetap melayani sejumlah warga yang datang ke rumahnya untuk membuat surat pengantar supaya bisa berobat ke rumah sakit.
Menurut dia, sebagian besar korban merupakan anak-anak yang mengarak ogoh-ogoh, penabuh hingga penari.
Lantaran kondisi fisik yang terus menurun karena diare, Gus Adnyana pun akhirnya lunglai, dan dilarikan ke RSUD Sanjiwani oleh keluarganya pada Sabtu (17/3) sore.
“Sebelum saya dirawat ke sini, saya sempat membuat surat pengantar untuk warga yang mengeluh sakit. Karena saking banyaknya bikin surat pengantar, saya kira karena capek, badan saya tiba-tiba gemetar. Saya langsung diangkut ambulans menuju UGD. Pengurus adat dan prajuru lainnya yang mengkonsumsi nasi bungkus, juga senasib,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Sukawati I, dr. I Made Udayana mengatakan, untuk memastikan penyebab keracunan ini, pihaknya telah mengambil sejumlah sampel air, alat penyajian makanan serta nasi bungkus yang dikonsumsi para korban usai mengarak ogoh-ogoh.