TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Kemeriahan kampanye cagub-cawagub Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak di Alun-alun Jombang dinodai sikap sekuriti yang terkesan 'over acting' dan berlebihan.
Ini menyebabkan sejumlah tokoh politik dan kiai gagal asuk arena khusus undangan pada kampanye yang dimeriahkan penampilan raja dangdut Rhoma Irama bersama Soneta Group tersebut, Minggu (1/4/2018).
Bahkan tokoh sekelas KH Salahudin Wahid (Gus Solah), pengasuh Ponpes Tebuireng yang juga pendukung utama Khofifah sempat ditolak masuk oleh sejumlah tenaga sekuriti saat hendak masuk di area yang diruntukkan bagi undangan.
"Mohon maaf, yang tidak membawa undangan tidak dibolehkan masuk. Ini berlaku bagi semua orang," kata lelaki berpakaian serba hitam, berkalungkan ID Card bertuliskan Security Guard.
Dua pengawal Gus Solah, masing-masing Asep Kurniawan dan Teuku Azwani, mencoba menjelaskan tentang kiai yang dikawalnya tersebut adalah Gus Solah.
Namun beberapa sekuriti tersebut bergeming. Mereka tetap 'ngotot' agar memperlihatkan undangan. Sudah pasti, Gus Solah tidak membawa undangan, karena termasuk 'orang dalam' di lingkungan paslon Khofifah - Emil.
Setelah berdebat beberapa menit, antara lain dengan menerangkan Gus Solah merupakan kiai yang paling dulu mendorong Khofifah maju pilgub, para tenaga sekuriti membolehkan masuk.
Namun yang dibolehkan masuk hanya Gus Solah, sedangan Asep Kurniawan dan Teuku Azwani tetap dilarang masuk. "Kami kecewa, ini over acting, berlebihan," kata Kurniawan, di luar pagar.
Dia mengaku, selama dirinya bertuga mengawal Gus Solah, baru kali ini Gus Solah diperlakukan seperti ini. "Saya yakin mereka bukan Banser. Kalau Banser pasti mengenal para kiai," timpal Teuku Azwani.
Setelah hampir dua jam di luar areal undangan, keduanya memang akhirnya dibolehkan masuk.
Itu terjadi setelah ada Paspampres yang mengenal keduanya dan mengajak kedua pengawal Gus Solah ikut masuk areal yang diperuntukkan undangan.
Keberadaan paspampres sendiri di acara kampanye Khofifah adalah dalam rangkaian mengawal mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Mereka (sekuriti acara) itu ternyata dari EO (event organizer) yang menangani acara. Seharusnya ada panitia lokal yang mendampingi mereka sehingga para sekuriti tidak overacting seperti itu," kata Azwani setelah di dalam areal undangan.
Sejumlah tokoh parpol dan anggota DPRD Jombang juga gagal masuk area undangan kampanye karena dihadang sekuriti yang over acting tadi.
Seperti Wakil Ketua DPRD Jombang Minardi, anggota Fraksi Partai Demokrat Eki Kusuma Dewi dan Anggota Fraksi Partai Golkar Pipit Rossy, dan beberapa tokoh lagi, termasuk fungsionaris Partai Golkar Jatim, Handy Widyawan.
"Saya memang tidak membawa undangan, karena saya di sini termasuk panitia lokal dan sejak tadi menyiapkan segala sesuatu untuk keperluan kampanye. Ternyata sekarang malah tidak bisa masuk," kata Handy.