Jumlah awak kapal 20 orang. Semuanya warga asing asal Tiongkok.
Adi (21), salah seorang motoris yang ikut mengevakuasi ABK, mengatakan dirinya kaget melihat api tiba-tiba muncul di laut.
Tak memerlukan waktu lama api tersebut menjalar mendekati kapal‑kapal yang lego jangkar.
Ia bersama rekan‑rekannya mendatangi lokasi kejadian, karena menduga ada pekerja yang berada di dalam kapal.
Benar saja, saat speedboat yang dikendarainya mendekat, ia melihat belasan ABK satu per satu melompat ke laut dengan pelampung melingkar di badannya.
Kontan ia bersama motoris lainnya langsung menghampiri para awak kapal, lalu mengangkat tubuh mereka ke atas speedboat.
ABK Kapal asap tiongkok tersebut langsung dibawa ke pos polisi pelabuhan speedboat Kampung Baru.
"Kata kaptennya 20 awak. Ini yang bisa kita evakuasi 18 orang. Dua orang yang hilang," katanya.
Satu ABK mengalami luka bakar serius. ABK tersebut sudah dilarikan ke Rumah Sakit Terdekat.
"Bagian belakang kapal sempat dilalap api. Satu orang luka bakar. Nah, 2 orang ini masih belum tahu, apa tenggelam atau dievakuasi tapi entah dibawa kemana," katanya.
Baca: Pengobatan Melalui Paranormal Belum Tuntas, Enen Keburu Meninggal di Tangan Suami Bulenya
Pertamina Membantah
General Manager RU V Pertamina Kalimantan Togar MP membantah adanya dugaan kebocoran pipa fasilitas Pertamina pada insiden terbakarnya laut di Teluk Balikpapan, Sabtu (31/3/2018).
"Bukan dari fasiltas Pertamina titik api itu. Pipa pertamina (Lawe‑lawe) dari Penajam ke Balikpapan, berada jauh di luar titik api. Dipastikan bukan dari Pertamina," ujarnya kepada Tribun Kaltim.
Saat ditanya penyebab terjadinya api di atas permukaan air laut yang diklaim bukan di wilayah teritorial Pertamina, Togar enggan berkomentar banyak.
Pihaknya bersama aparat dan instansi terkait masih melakukan penyelidikan.
"Saya tak bisa (menjawab penyebab). Kapal kan di sana banyak. Lagipula itu di luar parameter Pertamina, 2 sampai 3 kilometer. Pertamina itu sampai batas jeti, 150 meter dari sana baru tanggung jawab kami," ungkapnya.
Kendati demikian, ia sempat menguraikan tentang segitiga api. Syarat terjadinya api tak lain, ada udara (oksigen), sumber minyak, dan sumber panas atau api.
Bila satu dari ketiga unsur tersebut tak ada, maka mustahil api bisa tercipta seperti yang terjadi di perairan Teluk Balikpapan.
"Walaupun ada ceceran minyak kalau nggak ada sumber api, gak bisa. Ada sumber api, ceceran (minyak) membantu sehingga merambat di air," katanya.
"Nah, kita belum tahun sumber panasnya, apakah ada kapal terbakar duluan, atau apa. Saya gak tahu. Karena tadi banyak kapal, sumber api dari mana, kami masih belum tahu," sambungnya.
Saat ditanya apakah ada pipa minyak selain milik Pertamina di lokasi kejadian, menurutnya tidak ada.
"Sepanjang saya tahu, itu gak ada. Pastinya pipa kami bukan di area situ," tegasnya. (bie/dha/ilo/dro/m03)