Sementara Sandika terlempar keluar dari dalam bus dan jatuh di tumpukan minyak kemasan.
"Saya terlempar ke luar, dan jatuh di tumpukan kardus minyak," ujar Sandika, guru pendamping lain yang jadi korban kecelakaan tragis tersebut.
Dalam kondisi menahan sakit yang luar biasa, Nuli tetap sadar, dan langsung bangkit.
Dirinya sempat mengambil handuk untuk menahan darah yang tak berhenti mengalir dari kepalanya dan langsung memeriksa kondisi dari seluruh siswa dan seluruh pendamping.
Saat itu kondisinya sangat kacau, para siswa menangis dan berteriak histeris.
Sejumlah siswa pingsan.
Dirinya dengan muka penuh darah dan terpincang-pincang langsung menolong seluruh siswa keluar dari dalam bus.
Berikut Sandika, yang terlempar keluar juga menolong seluruh siswa yang masih terjebak di dalam bus.
"Saya jatuh tersungkur dan terhempas dari kursi saya, kepala saya menabrak palang pagar pembatas, badan saya tersangkut di sana. Saat saya bangun, darah sudah mengucur dari kepala, saya pun mengambil handuk kecil untuk menahan aliran darah. Tanpa memikirkan apapun, saya langsung memeriksa kondisi para siswa, dan membimbing keluar dari bus satu per satu," ujarnya.
Warga yang ada di sekitar tol pun langsung memberikan pertolongan.
Petugas kepolisian dan medis daatang tak lama kemudian.
Nuli beserta seluruh korban luka dalam kecelakaan tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit untuk diberikan pertolongan medis.
Sementara para siswa yang selamat dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Tim medis pun bekerja keras menangani luka yang dialami para korban.