Nuli sendiri menderita luka di bagian kepala, tepatnya di kening dan hidung.
Tulang hidungnya patah, kepalanya luka dan penuh darah.
Nuli mendapatkan sampai lebih dari 20 jahitan.
Selang beberapa jam kemudian, kondisinya pun mulai membaik.
Dirinya pun dipindahkan ke RSUD Tidar di Kota Magelang, tiba sekitar pukul 22.00 dan langsung ditangani petugas medis.
Sepanjang perjalanan dari Ngawi menuju Kota Magelang, kepalanya ditopang menggunakan penahan kepala.
"Kening keluar darah terus, kondisi di depan jidat ada jahitan. Tulang hidung saya juga patah. Rasanya keram di kepala. Kepala saya dipres, dari perjalanan ambulans ke RSUD Tidar," tuturnya.
Kini kondisinya sudah sadar dan masih di rawat di ruang perawatan di Alamanda RSUD Tidar.
Nuli sudah dapat berbicara dengan para pembesuk.
Saat ini dirinya bersama dua pendamping, dan dua siswa masih harus menjalani sejumlah perawatan.
Khusus dirinya harus menjalani penanganan di bagian tulang hidungnya yang patah.
Dia pun masih merasakan keram di bagian kepala.
Para pembesuk baik guru, staf karyawan dan siswa SMA Negeri 2 Kota Magelang pun berduyun-duyung membesuk Nuli.
Tampak wajahnya sudah sumringah, meski masih menahan rasa sakit.
Dia pun merasa bersyukur masih hidup, dan menjadikan kejadian mengerikan yang dialaminya sebagai pelajaran ke depan.
"Saya menganggap kejadian ini sebagai bagian dari musibah yang tak bisa terelakkan. Ini ujian saja dari Tuhan."
"Tak ada firasat buruk dan keanehan sebelum dan selama perjalanan karya wisata tersebut. Kami jadikan pelajaran ke depan," tuturnya.(*)