Dituturkan oleh Ki Semar Bodronoyo, faktor ketidak sengajaan yang dimaksud adalah, ketika salah satu siswa itu sedang berjalan layaknya pengunjung lain di area Candi Borobudur, tanpa disadari, ia menabrak 'penunggu' yang tengah duduk di wilayahnya.
Hal tersebut yang ditengarai menjadi penyebab utama kesurupan masal.
"Lagi lungguh penak-penak kok ditabrak, yo ra trimo to aku," ucap Ki Semar Bodronoyo menirukan perkataan 'penunggu' ketika diajaknya berinteraksi.
"Kurang lebih seperti itu kronologinya. Jadi, kalau ada yang bilang kesurupannya karena anak itu ngambil batu candi, jelas salah informasi."
"Toh, tiap batu kan ada kaitannya yang mengunci satu sama lain, tak mungkin bisa digeser, apalagi sampai diambil," tandasnya. (*)