Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA- Puluhan siswa SMK N 4 Tangerang mengalami kesurupan massal setelah berkunjung ke Candi Prambanan.
Manajer Operasional Hotel LPP mengatakan siswa datang sudah dalam kondisi kesurupan.
"Mereka ada kunjungan ke Prambanan lalu mampir makan ke Bamboo Resto. Balik semalam sekitar 22.30."
"Awalnya ada yang minta tolong ini kesurupan, cuma satu. setelah bis yang lain datang ternyata banyak," terang Agung, Rabu (11/4/2018).
Agung menjelaskan rombongan SMK N 4 Tangerang menginap di Hotel LPP sejak tanggal 9 - 11 April 2018.
Rombongan terbagi menjadi dua, lima bus di Hotel LPP, lima bus lain, di Hotel Ceria.
"Jadi memang dari sana udah kesurupan, dan sudah ditangani, Ada relawan yang ikut juga. Kalau versi paranormal katanya ada yang nyenggol selendang. Nah terus itu dikumpulkan, setelah ketemu orangnya suruh minta maaf," sambungnya.
Agung mengatakan pukul 02.00 dini hari, kondisi sudah mulai terkendali.
Namun rupanya lima siswa kembali histeris. Siswa berteriak dan menangis.
Guru pendamping dari SMK 4 Tangerang, Euis mengatakan rombongan langsung bertolak ke Tangerang.
Namun siswa yang masih histeris dipulangkan menggunakan minivan.
"Langsung pulang pagi karena kondisi tidak kondusif. Dua siswa yang masih histeris dipulangkan menggunakan travel. Yang lain sudah berangkat," kata Euis.
Pihak Pengelolan Wisata Candi (PWC) Prambanan membenarkan hal tersebut.
General Manager PWC Aryono Hendro mengatakan, siswa mengambil batu yang letaknya di dekat candi.
Namun batu tersebut sudah dikembalikan, sambungnya.
"Benar, beberapa siswa mengaku mengambil selendang, tetapi ternyata batu. Batu biasa sebenarnya, cuma letaknya di dekat candi," pungkasnya.
Kesurupan Massal setelah Bertingkah Usil di Borobudur
Peristiwa kesurupan serupa pernah menghinggap di puluhan siswa SMA Negeri 20 Tangerang, setelah berkunjung ke Candi Borobudur, Rabu (4/5/2016).
Satu per satu siswa yang rata-rata perempuan berjatuhan dan berteriak histeris.
Kejadian yang tak biasa ini menarik perhatian warga sekitar dan pengendara yang melintas.
Pegawai hotel di daerah Umbulharjo, yang enggan disebut namanya, tempat para siswa menginap, mengatakan bahwa rombongan siswa yang kesurupan berasal dari Tangerang.
"Mereka sebenarnya dari Borobudur. Rata yang kesurupan perempuan," ungkapnya.
Torro Pawiro, Wakil ketua dari Komunitas Angkringan Supranatural Kota Gudeg mengatakan sekitar pukul 21.30 pihaknya mendapat informasi dan langsung merapat dengan tujuh personel lainnya.
Mereka ke lokasi kejadian untuk membantu evakuasi dan mengeluarkan makhkuk yang menghinggap di tubuh para siswa itu.
Seluruh siswa yang kesurupan dihantarkan ambulan ke masjid tak jauh dari hotel.
"Kami membantu mengeluarkan makhluk itu. Setelah dikeluarkan, kami ngumpulin energi biar para siswa enggak lemas. Semacam healing ke pasien dan energinya tetap stabil," jelasnya.
Informasi aktivitas para siswa yang siang harinya ke Borobudur dibenarkan oleh Torro.
Salah satu makhluk mengatakan kepadanya, bahwa ia berasal dari Borobudur.
Jin itu menghinggapi siswa karena ada satu di antara mereka mengusik keberadaannya.
"Ada salah satu makhluk mengaku ada siswa yang mengusik. Siswa itu mengambil batu dari candi borobudur," jelasnya.
"Makhluk jenis itu memang suka cari perhatian. Jadi bila ada satu pemantik, maka yang ada di sekitar bisa ikut-ikutan. Makanya yang kesurupan banyak" tambahnya.
Situasi dapat dikendalikan, dan satu persatu siswa dapat disembuhkan. Kejadian itu berakhir Kamis, sekitar pukul 00.30.
Selain dari Komunitas Angkringan Supranatural Kota Gudeg, para pemuka agama dan masyarakat turut membantu mengusir makhluk-makhluk itu.
Sementara kepolisian yang datang terjun untuk mengamankan situasi dan melancarkan evakuasi.
DInihari Siswa Dibawa ke Borobudur
Belakangan, penyebab kesurupan massal yang mendera siswa-siswi asal Tangerang saat melakoni study tour di Yogyakarta, akhirnya terungkap.
Benar saja, semuanya memang berawal dari kegiatan mereka kala melakukan kunjungan ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu (4/5/16).
Kejadian langka yang melibatkan puluhan korban kerasukan itu sendiri terjadi ketika siswa-siswi dari SMA Negeri 20 Tangerang tersebut sudah kembali ke penginapan, di salah satu hotel di wilayah Umbulharjo, Yogyakarta, pada malam harinya selepas berkunjung ke salah satu candi Buddha terbesar di Tanah Air itu.
Namun, desas-desus mengenai tingkah seorang siswa yang menggeser atau mengambil cuilan batu dari Candi Borobudur, yang sempat disinyalir menjadi penyebab utama kesurupan masal tersebut, dengan tegas disanggah oleh Ki Semar Bodronoyo, salah satu staf keamanan setempat.
"Memang benar, satu siswa putra didatangkan ke sini (Komplek Candi Borobudur) dini hari tadi, sekitar pukul 01.00."
"Tapi, dia sama sekali tidak melakukan penggeseran atau merubah tata letak batu candi. Semuanya hanya faktor ketidak sengajaan saja," jelas Ki Semar Bodronoyo saat ditemui, Kamis (5/5/16).
Dituturkan oleh Ki Semar Bodronoyo, faktor ketidak sengajaan yang dimaksud adalah, ketika salah satu siswa itu sedang berjalan layaknya pengunjung lain di area Candi Borobudur, tanpa disadari, ia menabrak 'penunggu' yang tengah duduk di wilayahnya.
Hal tersebut yang ditengarai menjadi penyebab utama kesurupan masal.
"Lagi lungguh penak-penak kok ditabrak, yo ra trimo to aku," ucap Ki Semar Bodronoyo menirukan perkataan 'penunggu' ketika diajaknya berinteraksi.
"Kurang lebih seperti itu kronologinya. Jadi, kalau ada yang bilang kesurupannya karena anak itu ngambil batu candi, jelas salah informasi."
"Toh, tiap batu kan ada kaitannya yang mengunci satu sama lain, tak mungkin bisa digeser, apalagi sampai diambil," tandasnya. (*)