News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hampir Dua Tahun Berlalu, 28 KK Korban Banjir Bandang Garut Masih Tinggal di Pengungsian

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tempat Pengungsian di Gedung Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Jalan Pramuka, Kabupaten Garut, Jumat (13/4/2018). TRIBUN JABAR/HAKIM BAIHAQI

"Kan kalau masalah keluarga suka kedengar sama orang," ujarnya.

Ia mengatakan, telah dijanjikan oleh pemerintah setempat untuk menghuni rumah tapak bagi warga yang rumahnya hancur tersapu banjir bandang.

"Semoga dalam waktu dekat," katanya.

Pengungsi lain, Herman (48), mengatakan suasana pengungsian makin hari membuat ia dan keluarganya tidak nyaman.

Mereka pun ingin segera menempati hunian baru.

"Siapa yang betah atuh berlama-lama di pengungsian," katanya.

Baca: Nadia Mulya dan Ayahnya Kesal saat Tiba-tiba Boediono Menemuinya di Lapas Sukamiskin

Kepala Disperkimtan Garut, Aah Anwar, menyebutkan dana pembangunan rumah tapak bersumber dari sejumlah donatur dari lembaga swasta, lembaga pemerintahan dan dana Corporate Social Responsibility (CSR) sejumlah perusahaan swasta, sebesar Rp 18,3 miliar.

Dana pembangunan rumah tapak itu berasal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Bank BRI, Korpri, Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Spesialis (IDS), Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Yayasan Jend Sudirman, Qatar Charity, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementrian Agama, dan Baznas.

"Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut hanya melaksanakan penyediaan lahan, terima barang, dan pembangunan saja," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini