News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub Jawa Barat

Peringatan! Publik Jabar Tak Mau Dipimpin Kepala Daerah yang Poligami

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat unjuk kreativitas di sesi kelima pada Debat Publik Pertama Pilgub Jawa Barat 2018 yang digelar KPU Jawa Barat dan disiarkan langsung KompasTV, di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (12/3/2018). Debat yang dipandu Direktur Pemberitaan KompasTV, Rosianna Silalahi itu, bertema Ekonomi, Politik, Pemerintahan Daerah, Infrastruktur, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, Industri, Perdagangan dan Teknologi, serta UMKM dan Koperasi. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil Survei Pilkada Jawa Barat 2018 agaknya harus diperhatikan dengan sesama oleh para pasangan calon yang akan bertarung pada Juni 2018 mendatang.

Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, mengungkap ada pertimbangan yang sangat penting bagi pemilih di Jabar.

Ia mengatakan mayoritas publik Jabar tak bersedia dipimpin oleh calon gubernur atau calon wakil gubernur yang kedapatan melakukan poligami.

"Ini yang harus menjadi perhatian serius para calon. Mayoritas publik Jawa Barat sebesar 81,4 persen, mengaku tak bersedia dipimpin calon gubernur yang beristri lebih dari satu atau poligami," ujar Toto, dalam keterangannya, Minggu (15/4/2018).

Baca: Ricuh di Stadion Kanjuruhan Malang, Pembina The Jakmania: Itu Tergantung Prestasi Tim

Suara mayoritas itu, kata dia, harus ditanggapi dengan sangat serius oleh para pasangan calon, baik mulai dari Dua DM, RINDU, ASYIK, maupun HASANAH.

Selain itu, para pemilih juga mempertimbangkan empat aspek yang lumayan menonjol untuk dijadikan pertimbangan.

Baca: Presiden Jokowi Bagi Amplop di Jalan, Ferdinand Hutahean Beri Komentar Menohok Ini

Pertama, 96 persen pemilih menganggap aspek kepribadian calon, seperti jujur, bijaksana, dan ramah adalah penting.

Aspek bersih dari kasus korupsi mengikuti dibelakangnya dengan angka 94 persen. Kemudian, aspek ketiga adalah terkait pengalaman dalam pemerintahan (89 persen). Sementara aspek terakhir yakni aspek program atau isu yang ditawarkan (88 persen).

Baca: Diduga Jebakan First Travel Gaet Calon Jemaah Umroh, Begini Faktanya

Uniknya, jelas dia, faktor lainnya seperti latar belakang suku, ulama, pengusaha, justru tidak terlalu dipersoalkan oleh mayoritas publik di Jabar.

"Misalnya, terhadap calon yang bukan asli suku sunda, 67 persen publik mengaku tetap bersedia dipimpin olehnya," pungkasnya.

Survei dilakukan pada 21-29 Maret 2018 dengan menggunakan metode standard: multi stage random sampling, dimana seluruh pemilih Jawa Barat dipilih secara random. Jumlah responden 440, dengan margin of error sebesar 4,8 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini