Tanggal 1 April dua tahun yang lalu, Pemerintah Kota Bogor menguji coba Sistem Satu Arah di sepanjang jalan lingkar Kebun Raya Bogor.
Langkah inovatif tersebut diambil dengan tujuan meningkatkan kelancaran arus lalu lintas di keempat ruas jalan yang ada di lingkar KRB, menghemat waktu perjalanan dan meningkatkan kecepatan lalu lintas.
Sebagai pusat kota, lingkar KRB memikul beban 1,2 juta perjalanan orang setiap hari. Kesibukan aktivitas masyarakat di lingkar KRB termasuk kesibukan lintas sekitar 600.000 orang commuter yang hendak menggunakan kereta api atau bus antar kota.
Sebanyak 50% commuter berasal dan datang dari luar kota.
Sedangkan kepadatan lalu lintas di lingkar KRB termasuk 13 trayek angkutan kota yang melintas di keempat ruas jalan lingkar KRB. Mereka yang melintas di keempat jalan tersebut menggunakan kendaraan pribadi (77%) dan angkutan umum (33%). Kendaraan pribadi didominasi sepeda motor (80%).
Menurut Agus Suprapto, Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Bogor, setelah 2 tahun diterapkan, SSA masih terus disempurnakan. “Terutama peningkatan kinerja jalan di ruas jalan-jalan pendukung, diantaranya seperti di simpang Mantarena dan simpang Gunung Batu,” katanya. Tujuannya tidak lain agar imbas SSA tidak berpengaruh negatif terhadap ruas jalan-jalan pendukung.
Peningkatan kinerja lalu lintas di SSA, juga masih menyisakan pekerjaan. Diantaranya seperti pelebaran jembatan Sungai Ciliwung. Pelebaran jembatan tersebut penting dilakukan untuk menghilangkan penyempitan ruas jalan di Jalan Oto Iskandardinata.
Namun secara tidak langsung penerapan SSA telah berkontribusi terhadap peningkatan kinerja jaringan jalan di wilayah Kota Bogor.(*)