Ditegaskan, pengisian uang mesin ATM tanpa pengawalan sangat berbahaya. Belum lagi jumlah uangnya sangat besar.
Padahal, polisi menganjurkan atau mengimbau supaya ada pengawalan. Pengawalan biasanya dilakukan dengan melibatkan dua orang personel polisi bersenjata lengkap (sesuai SOP).
"Saya kecewa, kenapa tidak minta pengawalan dari pihak polisi? Dikawal itu wajib hukumnya, dan polisi juga tidak meminta biaya apapun untuk dana pengawalan. Kami biasa menyediakan dua orang personel bersenjata lengkap," tegasnya.
Di sisi lain, ia juga mempertanyakan pengisian uang ATM yang dilakukan pada malam hari.
"Lalu, kenapa (pengisiannya) harus malam hari? Bisa kan pagi hari, siang hari, sore hari, kan bisa. Ini yang perlu dicek lagi nanti," imbuhnya.
Hadi Purnomo menyatakan, pihak PT Andalan telah melakukan pemaksaan terhadap karyawannya untuk melakukan pengisian uang di malam hari.
Pemaksaan itu terbukti dengan adanya pengisian yang tak lazim dilakukan oleh PT Andalan.
"Ada indikasi pemaksaan dalam kasus ini. Karena kami interogasi, para karyawan ini memang semacam dipaksa oleh perusahaannya. Mereka sebenarnya takut jika mengisi pada malam hari. Mereka juga sudah mengetahui kalau (Kuta Selatan dan Kuta) daerah rawan," tambah Hadi Purnomo, ketika dihubungi via telepon selulernya, kemarin sore.
Baca: Lansia di Jepang Ditipu Seseorang yang Mengaku Anak Sulungnya Sebesar 112 Juta Yen
Ia menambahkan, menurut keterangan saksi, jumlah pelaku yang turun dari mobil sebanyak tiga orang.
Namun jumlah keseluruhan pelaku diduga lebih dari itu. Sebab, saat kejadian para pelaku menggunakan dua mobil jenis Innova dan Avanza berwarna gelap.
Kini kasus perampokan besar ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut tim anggota kepolisian.
Sejumlah saksi mata juga masih diperiksa baik ketiga orang korban maupun saksi mata di sekitar lokasi kejadian seperti pedagang lalapan disamping Kantor BCA Mumbul.
Polisi juga akan memeriksa PT Andalan yang bekerja sama dengan beberapa bank untuk melaksanakan pengisian uang di ATM masing-masing.