News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Antisipasi , Para Peneliti Unej Beri Solusi Pakan Peternak Jember di Musim Paceklik Saat Kemarau

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana proses pembuatan silase Unej, sebanyak 25 peternak turut langsung mempraktekkan cara pembuatan silase

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Para peneliti Universitas Jember (Unej) yang tergabung dalam Program Mitigasi Bencana Berbasis Lahan, bekerjasama dengan Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian mengadakan pelatihan pembuatan silase bagi para peternak yang ada di desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, sebuah wilayah yang jauh dari pusat Kabupaten Jember (29/4/2018).

Kegiatan pelatihan kali ini masih dalam rangka memberikan keterampilan bagi warga Desa Wonoasri yang menjadi desa penyangga Taman Nasional Meru Betiri (TNMB).

Menurut Luh Putu Suciati, salah seorang peneliti, pelatihan pembuatan silase atau pakan ternak fermentasi didasarkan pada fakta bahwa banyak warga Desa Wonoasri yang memiliki usaha ternak.

Adanya pelatihan ini diharapkan dapat mencegah peternak mencari pakan dari kawasan TNMB. 

“Dari observasi yang kami lakukan, banyak warga yang memiliki ternak, biasanya sapi atau kambing ettawa yang tentu butuh pakan secara teratur."

"Kami memberikan pelatihan pembuatan silase, agar di saat musim kemarau peternak memiliki simpanan pakan sehingga tidak perlu mencari pakan di kawasan TNMB,” kata Suciati.

Listya Purnamasari, salah seorang dosen Program Studi Peternakan yang hari itu memberikan pelatihan menjelaskan, pembuatan silase atau pakan fermentasi mudah dilakukan dan memiliki banyak manfaat bagi peternak.

Ternak yang diberikan pakan silase selain rumput segar bobotnya bisa naik setengah hingga satu kilogram perharinya.

"Kondisi kesehatan pencernaan ternak yang diberikan silase pun akan lebih baik daripada ternak yang hanya diberikan pakan rumput saja,” imbuh Listya.

Selain memberikan pelatihan pembuatan silase, Program Mitigasi Bencana Berbasis Lahan Unej juga memberikan bantuan berupa 22 drum plastik lengkap dengan bahan pembuatan silase.

Pada kesempatan itu, sebanyak 25 peternak langsung mempraktekkan cara pembuatan silase.

Rumput gajah segar dicacah untuk kemudian dicampur dengan dedak, molases atau tetes tebu, dan bakteri yang berfungsi sebagai motor fermentasi.

Bahan-bahan tersebut lantas dimasukkan ke dalam tong plastik dan ditutup rapat untuk kemudian disimpan paling singkat selama tiga minggu.

“Bahan berupa rumput bisa digantikan dengan bonggol jagung, sementara molases bisa digantikan dengan gula merah."

"Silase yang dibuat secara baik akan mampu bertahan hingga dua tahun, oleh karena itu dengan membuat silase maka peternak tidak perlu pusing mencari pakan saat musim paceklik,” paparnya.

Pelatihan disambut baik oleh para peternak, salah satunya Murkadi, Ketua Kelompok Peternak Kambing Ettawa Lembah Meru.

Menurut Murkadi, umumnya selain bertani dan berkebun, warga desa memiliki usaha sampingan berternak sapi atau kambing ettawa.

Selama ini, peternak di Desa Wonoasri mudah mendapatkan pakan seperti rumput dan sumber pakan lainnya dengan cara mencari di kawasan TNMB.

“Oleh karena itu kami sedang berpikir untuk membuat silase yang tidak hanya digunakan sendiri, tetapi akan kami jual melalui kelompok peternak,” kata Murkadi.

Program Mitigasi Bencana Berbasis Lahan sendiri telah diselenggarakan oleh Unej, dengan dukungan dana dari Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bappenas, serta USAID, sejak setahun lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini