Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG-Aksi vandalisme kelompok anarki di Kota Bandung tidak hanya menuliskan simbol anarki berupa huruf A dalam lingkaran serta tulisan happy may Day serta tulisan lainnya di kawasan Jalan Dipati Ukur dan sekitarnya saat digelar aksi unjuk rasa buruh memperingati Hari Buruh Internasional, Selasa (1/5/2018).
Di banyak tempat, mereka juga kerap mencoreti dinding dengan tulisan ACAB. Bahkan, di banyak tempat, vandalisme mereka menulis pesan sindiran bernada hinaan bagi polisi.
Di depan Gedung DPRD Jabar misalnya, mereka menuliskan kalimat "Rajin Membaca Jadi Pandai, Malas Membaca Jadi Polisi". Aksi vandal mereka juga terekam dan beredar di sejumlah media sosial bahkan diketahui polisi.
Baca: Hilang Selama 30 Tahun, Nenek Jumanti Terima Gaji 266 Juta di KBRI Riyadh
Namun, tindakan tegas tidak diambil polisi karena berpotensi menimbulkan kericuhan di sekitar aksi yang sudah berlangsung damai sejak pagi.
Hingga saat ini, belum diketahui dan diidentifikasi merek dari kelompok mana. Hanya saja, Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo memastikan mereka bukan bagian dari massa buruh.
Kemarin, saat ditanya pada salah satu diantara mereka mengaku aksi mereka sebagai bagian dari dukungan untuk perjuangan kaum buruh sekaligus aksi solidaritas.
"Aksi kami untuk mendukung perjuangan teman-teman buruh sekaligus aksi solidaritas," kata seorang diantara mereka. Pantauan Tribun kemarin, massa mereka membawa bendera hitam dengan gradasi hitam. Mereka juga membawa bendera hitam dengan logo simbol anarki.
Lantas, apa maksud dari huruf A dalam lingkaran tersebut. Umumnya, logo tersebut adalah identik dengan pergerakan kelompok anarki.
Dikutip dari buku Franz Magnis Suseno dalam buku berjudul Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, tokoh utama dari gerakan anarki ini adalah Mikhail Bakunin pada medio 1814-1876, dia adalah bangsawan Rusia yang sebagian besar hidupnya tinggaldi Eropa Barat.
Bakunin ikut serta dalam pelbagai pemberontakan di Eropa dan memimpin kelompok anarkis dalam Internasional I dan sering terlibat pertengkaran hebat dengan Karl Marx, tokoh dari ajaran Marxisme. Sejak Bakunin, anarki kerap disamakan dengan tindakan kekerasan.
Dalam pandangan politiknya, anarki menolak segala bentuk negara dalam arti lembaga pusat masyarakat dengan wewenang dan kemampuan untuk memaksakan ketaatan masyarakat pada aturan. Franz Magnis menulis dalam buku itu, cita-cita anarkisme adalah anarkhia, sebuah keadaan tanpa kekuasaan pemaksa.
Di era Bakunin, anarki identik dengan bendera hitam. Namun, era 1860-an, informasi yang dihimpun, kelompok anarki mulai menggunakan huruf A setelah dibuat oleh Giuseppe Fanelli pada 1868 dan pertama kali digunakan oleh Dewan Federal Spanyol, International Workingmens Association. (Mega Nugraha)