Laporan Wartawan Surya, Sulvi Sofiana
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Keluarga korban ledakan sejumlah gereja di Surabaya pagi ini berdatangan ke RSUD dr Soetomo, Minggu (13/5/2018).
Sebagian dari mereka bahkan belum tahu keluarganya dirawat di mana. Seperti yang dilakukan Budi (46) jemaat Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, Surabaya, yang kehilangan anaknya dalam ledakan pagi ini, Minggu (13/5/2018).
Baca: Satu Korban Ledakan Bom di Gereja Pantekosta Arjuno Teridentifikasi Sebagai Jumani
Budi mengungkapkan anaknya yang baru kelas 2 SMP biasanya membantu menjaga parkir di gereja. Saat ledakan terjadi, Daniel juga berada di halaman gereja sedangkan Budi mengerjakan pekerjaannya di belakang gereja.
"Saya agak jauh dari depan gereja, saat meledak saya kira ban meletus. Sampai tiga kali dan gereja kebakaran," urainya.
Ia mengungkapkan tidak bisa menemukan anaknya di lokasi. Bahkan ia sudah berkeliling mencari anaknya di dua rumah sakit lain.
"Saya sudah cari di Rs Wiliam Booth dan RKZ tapi nggak nemu. Di sini juga nggak ada," ujarnya ketika ditemui di RSUD dr Soetomo.
Menurutnya, di RSUD dr Soetomo ini ada dua jemaat gerejanya yang dirawat.
"Kasihan anak saya, sudah nggak punya ibu. Sekarang nggak tahu dimana,"ujarnya.
Keluarga korban lain juga berdatangan, salah satunya keluarga Jumani (50). Jumani merupakan korban ledakan di Ngagel yang sebelumnya tidak diketahui identitasnya.
"Sebagian muka dan badannya hangus, "ujar Nining, kakak ipar Jumani sambil menahan tangis.