News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bom di Surabaya

Biasanya Cepat Pulang Selepas Misa, Go Derbin Ariesta Ternyata Jadi Korban Ledakan Bom di Gereja

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Altar mendiang Go Derbin Ariesta di Rumah Duka Adi Jasa, Senin (14/5/2018). Ia adalah korban bom bunuh diri di GPPS Sawahan, Surabaya. SURYA/DELYA OCTOVIE

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – L (43) tidak menyangka bahwa suara ledakan yang ia dengar ternyata adalah suara bom.

Ia mengaku sempat merasakan lantai rumahnya bergetar, namun ia tidak berpikiran getaran tersebut akibat ledakan bom.

"Mungkin gempa, pikir saya. Ibu saya malah bilang, ‘apa ada lemari jatuh ya?’ ya malah nggak mungkin," kata perempuan yang tidak mau disebutkan namanya ini ketika ditemui di Rumah Duka Adi Jasa, Senin (14/5/2018).

Ia kemudian melanjutkan aktivitasnya seperti biasa. Ia keluar rumah dan melihat asap hitam membumbung di atas Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, Sawahan.

Namun ia mengira asap tersebut akibat pembakaran kecil yang tak perlu dikhawatirkan.

"Baru kemudian tetangga saya tanya, tante saya mana, itu gereja dibom lho," tuturnya.

Spontan L panik, ia bergegas mendatangi gereja sekitar pukul 08.00 WIB, namun tak bisa melakukan apa-apa karena lokasi telah diamankan petugas.

Baca: Mulyo Melihat Sebagian Tubuh Perempuan Bercadar yang Diberhentikan Rekannya itu Terbang

Ia juga sulit mendapat informasi akan dibawa ke rumah sakit mana jasad tantenya, Go Derbin Ariesta (66).

"Petugas di lapangan juga tidak bisa memberi informasi, kan banyak rumah sakit yang dituju. Tetapi ya saya mengerti," ujarnya.

Akhirnya, L membagi tugas dengan adiknya untuk berpencar mengelilingi beberapa rumah sakit yang disebut oleh media.

Tetapi ternyata proses identifikasi sulit sekali. Adiknya menemukan jasad yang sesuai ciri-ciri di suatu rumah sakit, namun ternyata bukan sang tante.

Mereka baru yakin ketika menemukan di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.

Meski ciri-ciri sesuai, pihak rumah sakit tetap hanya memberikan 99 persen kepastian, karena wajah tantenya sudah terlalu hancur untuk diidentifikasi.

Baca: Anggota Polrestabes Medan Diduga Rusak Kitab Suci Alquran, Berikut Kronologisnya

"Mereka tidak mau memastikan 100 persen, karena wajah tante saya sudah sangat melepuh. Tubuhnya hangus. Adik saya yang berani melihat, saya tidak," katanya dengan sedikit bergetar.

Pihak rumah sakit baru memberikan kepastian identitas jenazah pada pukul 01.00 WIB, dan akhirnya jenazah dibawa ke Rumah Duka Adi Jasa.

Menurut L, tantenya memang selalu melaksanakan misa sendirian pada Minggu pagi.

Karena ia memiliki sakit maag, ia akan segera kembali ke rumah seusai misa untuk sarapan.

"Makanya saya kemarin juga membatin, kok tumben belum pulang," imbuhnya.

L sendiri tidak ingin memberikan statement apapun soal kejadian pengeboman gereja yang mencabut nyawa tantenya.

Baca: Dita Sekeluarga Balas Dendam, Dia Sempat Antarkan Istri dan Dua Anak Perempuannya ke GKI

Ia merasa persoalan ini sensitif sekali, sehingga ia harus berhati-hati dalam berbicara.

"Ya bagaimana lagi, ini sudah menyangkut topik yang sensitif sekali yaitu agama. Kami tidak berani sembarangan berbicara," ucap L lirih.

Jenazah Go Derbin Ariesta akan dikremasi pada hari Rabu (16/5/2018) besok.

Upacara dimulai pukul 09.30 WIB, dan diberangkatkan ke Krematorium Eka Praya Surabaya pukul 10.00 WIB.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini