Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL- Harga komoditas bawang merah saat ini tengah meroket, mengalami kenaikan.
Kondisi ini berbaberengan dengan masa panen raya pada musim tanam (MT) 1 di Samiran, Parangtritis, Bantul.
Alhasil, hal ini membuat para petani bisa tersenyum sumringah.
Karena bawang merah miliknya bisa terjual dengan harga cukup tinggi.
Satu diantara petani yang merasakan kebahagiaan itu adalah Sariyanti, petani asal Parangtritis, Bantul.
Kepada Tribunjogja.com, perempuan yang sudah 20 tahun menjadi petani ini mengatakan, pada musim tanam pertama ini, dirinya menanam bawang merah di lahan seluas 1000 meter persegi.
Dari luas lahan tersebut ia mengaku hanya menjual bawang merah sebagian.
Karena sebagian lagi hendak disimpan untuk dijadikan bibit pada musim tanam kedua, pada bulan Juli.
"Musim ini saya hanya menjual sebagian. Dari luas lahan yang saya tanam 1000 meter, saya hanya menjual 600 meter persegi. Harganya Rp 13 juta," tutur Sariyati, saat ditemui tengah memanen bawang merah di sawah miliknya, Minggu (20/5/2018) siang.
Dilahan miliknya, Sariyati sore itu, terlihat asyik memilah-milah bawang merah yang telah dipanen untuk diikat.
Ia mengikat daun bawang merah yang telah mengering itu menjadi satu pocongan besar.
Sebagian telah laku terjual.
Hanya menyisakan sebagian lagi, bawang merah, yang hendak dibawa pulang untuk dijadikan bibit.
Tangannya terlihat cekatan, membereskan dan mengumpulkan bawang itu menjadi satu ikatan.
Selesai merajut satu ikatan, ia kemudian menunjukan kepada Tribun Jogja.
"Ini nanti dibawa pulang untuk bibit. Persiapan musim tanam kedua. Biasanya awal Bulan Juli,"tuturnya.
Ia memperdiksi bawang merah yang telah dijual dari luas lahan 600 meter persegi akan menghasilkan 6 kuintal bawang merah.
"Harganya saat ini memang lagi bagus. Ya kita (petani) diuntungkan," ungkapnya.
Panas dari teriknya matahari tak dihiraukan.
Berbekal jaket lengan panjang dan penutup kepala, ia terus mengumpulkan satu persatu bawang merah yang tergeletak ditanah.
Petani lain, Sumanto Wiharjo, mengatakan, bila harga bawang merah terus stabil dan cenderung mengalami kenaikan, maka pihaknya mengaku senang.
Karena artinya petani akan banyak diuntungkan.
Ia menilai, menjadi petani bawang merah saat ini begitu sangat berat.
Dari mulai harga bibit yang mahal, pupuk langka, hingga hama yang seringkali susah untuk diatasi.
Selain itu, masalah cuaca yang tidak menentu juga seringkali menjadi kendala para petani bawang merah di Bantul ini.
"Kadang kita sudah beli bibit mahal-mahal, Rp 5 juta, karena tanaman terserang hama kadang tidak balik modal. Tidak laku," bebernya.
"Kalau sekarang ini, harganya lagi lumayan tinggi. Saya pengennya stabil supaya petani bisa untung," harap dia. (*)