Direktur PUI Garam UTM, Mahfudh, saat mendampingi Wakil Rektor II, Bidang Administrasi dan Keuangan, UTM, Abdul Azis Jakfar, mengatakan, teknologi yang akan dikembangkan di atas lahan seluas 4 hektare ini, lebih difokuskan kepada garam sehat pangan kaya mineral.
Proses kerja teknologi garam ini, air laut yang bersih dimasukkan lalu diputar secara vertical, sehingga menghasilkan bome yang lebih tinggi untuk diendapkan menjadi garam lebih cepat, menggunakan pendekatan memaparkan air laut ke udara dan panas matahari dengan harapan baunya mudah lepas.
Teknologi ini harus dikombinasikan dengan teknologi salt house (teknologi rumah garam).
“Kalau air lau tua yang kita hasilkan, maka ada dua system. Yakni di kala musim kemarau air laut diendapkan di meja garam seperti biasanya, sedang di kala musim penghujan, air laut diendapkan di rumah garam, sehingga prose pembuatan garam ini tidak terganggu oleh musim,” kata Mahfudh.
Sementara dalam program kerja sama dan saling menunjang dalam pengembangan potensi sumber daya garam di Madura, yang disaksikan dan ditandangani Menristek dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir, ikut tanda tangan, Ketua STIE Bakti Bangsa, Moh Holis Robin.
Direktur Politeknik Negeri Madura, Arman Jaya. Rektor Unira, Riszqina. Rektor UIM, Ahmad dan Kepala Pusat Riset Kelautan, Riyanto Basuki.
Berita ini telah tayang di Surya.Co.id dengan judul: Produksi Garam Berteknologi Jepang ada di Pamekasan