Kepala Bidang Mitigasi Gunung Berapi, PVMBG, Wawan Irawan menjelaskan, gempa tremor harmonik menandakan jika aliran fluida mulai naik ke permukaan kawah gunung melalui rongga.
Seperti gas atau uap naik ke atas karena ada dorongan.
Gempa tremor harmonik yang terjadi tadi pagi tidak diikuti erupsi. Hanya terdengar bunyi gemuruh sekitar perut gunung, itupun sebentar.
Kegempaan seperti ini biasa terjadi pada gunung yang maasih aktif sesuai karakter Gunung bersangkutan.
"Wajar terjadi gempa tremor harmonik di Gunung Agung. Sebelumnya juga sering terjadi. Tapi kondisi Gunung Agung masih aman. Status tetap siaga, dampak masih di radius 4 kilometer dari puncak," kata Wawan.
Menurutnya, potensi letusan ada dengan daya letusan kecil.
Baca: Gunung Agung Erupsi Lagi, Semburkan Kolom Abu Vulkanik Setinggi 500 Meter
Dampaknya sekitar radius 4 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung.
Yang terimbas erupsi di kisaran puncak Gunung Agung.
Tidak sampai mengenai area permukiman di lereng Gunung.
Suplai magma ke permukaan kawah sampai hari ini masih ada.
Deformasi mengalami peningkatan, tapi belum diketahui jumlahnya.
Dalam waktu dekat PVMBG kembali mengevaluasi aktivitas Gunung Agung untuk mengetahui kondisi Giri Tohlangkir.
Seperti diketahui, data per 7 Juni 2018 magma di Gunung Agung bertambah sekitar 1 juta meter kubik.
Penambahan kedalaman empat kilo di bawah puncak dan jumlah magma saat itu sekitar 1 juta meter kubik dan kemungkinan sekarang bertambah.