Saat ketiganya berjalan kaki masih di Jalan Hasanudin, mencari money changer, kata Saadiah datanglah mobil yang berhenti di pinggir jalan.
Dari dalam mobil tersebut terdapat dua pria dan salah satunya menyapa mereka bertiga.
"Kalian mau kemana, perempuan pelaku kedua itu yang jawab dan jelasin. Mau tukar uang Brunei, untuk nyumbang ke panti jompo. Laki-laki dalam mobil itu turun dan bilang kalau dia orang bank dan siap bantu. Akhirnya kami bertiga naik mobil," ungkap ibu tiga anak ini.
Ketika korban sudah di dalam mobil, para pelaku mulai membujuk dan mengiming-imingi korban dengan rayuan jika uang Brunei yang dibawa pelaku pertama cair, korban akan diberangkatkan haji dan umrah.
"Pas di dalam mobil pria pertama ketemu saya itu bilang kalau uang Brunei itu cair, saya akan diberangkatkan umrah dan haji. Pria itu tanya kepada saya ada buku tabungan dan ATM gak, karena itu untuk daftar umrah. Saya jawab ada di rumah," jelasnya.
Kemudian para pelaku menuju rumah korban untuk mengambil buku tabungan dan ATM milik kobran. Kebetulan saat itu rumah korban sedang sepi, karena anak-anaknya tidak berada di rumah.
Setelah buku ATM dan buku tabungan diserahkan, para pelaku bersama korban menuju ATM BRI di pasar Kangkung.
Tiba di ATM, salah satu pelaku turun dan masuk ATM untuk menarik uang korban. Namun saldo korban di ATM dananya hanya satu juta rupiah, para pelaku akhirnya tidak mengambilnya.
"Setelah dari ATM, pelaku pertama bilang siapa bisa bantu cairin uang Bruneinya. Dia janji kasih tambahan Rp 10 juta. Perempuan itu (pelaku lainnya) tiba-tiba mencopot gelang emas di tanganya, dia kasih ke pria itu," imbuh Saadiah.
Setelah memberikan emas, perempuan tersebut merayu korban untuk membantu pelaku pertama agar memberikan gelang dan cincin emas yang dipakai korban seberat 14 gram tersebut.
"Setelah cincin dan gelang saya kasih. Perempuan itu tanya lagi kepada saya, ibu masih ada emas gak, saya jawab ada di rumah 100 gram. Setelah itu kami ke rumah saya, sampai di rumah saya ambil perhiasaan dari kamar, saya kasih ke mereka. Setelah itu saya dibawa jalan-jalan lagi dan diturunin di Mal Kartini," pungkasnya.
Saadiah diduga menjadi korban pelaku hipnotis seusai melakukan pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara 1 Gunung Mas, Jalan Hasnudin Teluk Betung, Rabu (27/6) sekitar pukul 10.00 WIB. Akibat peristiwa itu, korban mengalami kerugian emas senilai Rp 60 juta lebih.
Ungkap CCTV
Korban Saadiah baru sadar setelah dirinya tiba di rumah, Rabu (27/6).