Percakapan WhatsApp tersebut hanya salah ucap kaena pihak sekolah lelah setelah mengadakan acara di sekolah.
"Mungkin semuanya jadi dalam kondisi lelah ada salah ucap, ada salah kata, itu wajar saja, semua orang bisa dalam posisi seperti itu dan itu enggak ada rencana atau kata terucap sebuah keputusan yang sepihak, enggak ada sebenarnya," kata Tri.
Rabia pun juga mengaku sudah menerima permintaan maaf tersebut dan berharap permasalahan ini tidak menimbulkan permasalahan baru.
"Dari pihak kami pun dari keluarga besar saya, dari saya pribadi pun sudah memaafkan hal tersebut. Kita sudah islah, kita sudah damai, dan saya berharap masalah ini tidak menimbulkan masalah yang baru," ujar Rabia
2. Rabia menolak kembali ke sekolah
Rabia, mengaku tidak ingin kembali ke sekolah meskipun ia sudah menerima permintaan maaf dari pihak sekolah.
Ia juga mengatakan bahwa pihak sekolah mengajaknya untuk kembali bergabung dan mengajar di sekolah tersebut.
"Memang dari pihak yayasan juga meminta saya untuk balik lagi ke sekolah tersebut," kata Rabia.
Namun tawaran tersebut ditolak dan ia mengaku ingin mencari tempat kerja yang lebih baik daripada sebelumnya.
3. Calon Wali Kota Bekasi akan carikan sekolah baru untuk Rabia
Calon Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi memberikan tanggapannya atas kejadian yang menimpa Rabia.
Pria yang akrab disapa Pepen ini menilai bahwa pemecatan Rabia bukanlah keputusan yang baik karena seorang guru juga memiliki hak pilih yang tidak bisa diintervensi.
"Kalau memecat karena pilihan politik ya tidak elok, kan guru juga punya hak," kata dia dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Sabtu (30/6/2018).
"Beliau guru yang sepantasnya diberikan apresiasi. Tetapi rupanya politik telah mengubah sifat-sifat kasih dan sayang," lanjutnya.