TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Pekanbaru, khususnya untuk tingkat SMA yang digelar 3 Juli lalu masih menyisakan persoalan setelah tiga pekan berlalu.
Ribuan lulusan SMP yang ingin melanjutkan pendidikan di SMA Negeri masih belum jelas nasibnya.
Menurut data di Dinas Pendidikan Provinsi Riau, jumlah pelamar PPDB SMA Negeri khusus di Pekanbaru mencapai 7.000 siswa, sedangkan daya tampung sekolah hanya 4.000 siswa.
Sistem zonasi yang diterapkan pertama kali di tahun ini membuat sejumlah orangtua wali murid masih kebingungan dengan kelanjutan pendidikan anaknya.
Sebagian orangtua memilih memasukkan anaknya di sekolah swasta.
Sebagian lagi bahkan dengan terpaksa harus menyekolahkan anaknya ke luar kota.
Tapi ada juga orangtua yang sampai saat ini masih belum menyekolahkan anaknya di sekolah yang lain.
Baca: Jejak Langkah Fahmi, Keluarga Terpandang yang Menikahi Artis hingga Tersandung Kasus Suap Kalapas
Mereka masih berharap solusi tetap bisa melajutkan pendidikan di sekolah negeri seperti yang dijanjikan oleh pihak DPRD Riau dengan Dinas Pendidikan Provinsi Riau beberapa waktu lalu.
Wira misalnya, yang berdomisili tidak jauh dari Masjid Agung An Nur, Pekanbaru.
Menurut dia anaknya bisa masuk ke SMAN 1 Pekanbaru karena tidak jauh berada di lokasi rumahnya.
Namun saat pengumuman nama siswa yang lulus beberapa waktu lalu, nama anaknya tidak tertera dalam nama siswa yang lulus.
Pihak sekolah mengutamakan meluluskan anak yang berada di radius 500 meter terlebih dulu, baru kemudian radius selanjutnya dan unsur penilaian lainnya.
Namun jarak rumahnya dengan SMAN 1 tidak terlalu jauh, walau memang lebih dari radius 500 meter.
Baca: Terduga Pembunuh Dua Bayi Kembar Sembunyikan Identitas Sang Mantan Pacar yang Menghamilinya
"Anak saya masih belum sekolah, masih menunggu kemungkinan adanya penambahan kelas," katanya pekan lalu.
Selain persoalan penerapan zonasi masih adanya peserta didik jarak 500 meter dari sekolah tidak diakomodir sekolah, ada juga orang miskin dan tidak mampu tidak diakomodir.
Kemudian masih minimnya sekolah tidak sesuai dengan jumlah penduduk seperti misalnya di Kecamatan Tampan yang begitu luas hanya ada dua SMA Negeri.
Seperti untuk SMAN 15 Tampan misalnya jumlah pelamar sebanyak 500 orang dan hanya menyediakan kuota 180 orang, maklum SMA nya masih baru berdiri.
Masalah paling besar lagi tingginya minat untuk masuk sekolah SMA Negeri, sehingga persaingan begitu ketat dalam sistem zonasi di Riau khususnya di Kota Pekanbaru.
Baca: Fuad Amin dan Wawan Tak Ada di Lapas saat OTT KPK, Berikut Kronologisnya
Dinas Pendidikan Provinsi Riau mengakui persoalan itu muncul karena tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri.
Sebagian orangtua masih enggan memasukkan anaknya ke sekolah swasta.
Padahal kuota untuk sekolah negeri ada batasnya dan tidak bisa dipaksakan untuk semua masuk ke sekolah negeri.
Sebagai solusi pihak sekolah harus mengambil sikap apakah masih bisa menampung atau tidak, dengan cara penambahan ruang belajar dan lainnya. (TRIBUN PEKANBARU CETAK/uha/smg/iam/rzk/ale/dni)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul 3.000 Lulusan SMP Tak Tertampung di SMA Negeri. Ini Dia Penyebabnya