Penyepian lokal yang dilaksanakan khusus di Dusun Kebaluan, Desa Senaru, sudah berlangsung sejak Kamis lalu.
"Kami sudah melakukan penyepian lokal sejak Kamis lalu sampai hari ini (kemarin. red). Karena boleh dikatakan Mloka-mloka Bayan ini mengadakan ritual ke Gunung Rinjani atau dalam Hindu dikatakan Nunas Pengampura atau Megurupiduka," kata dia.
Krama Bali yang ada di Dusun Kebaluan turut melakukannya di rumah masing-masing.
“Boleh dikatakan tidak boleh berpergian, tidak boleh menyalakan api, tidak menaiki sepeda motor, begitulah," sambung dia menjelaskan.
Sementara itu, pada malam hari warga Lombok memilih tidur di luar rumah akibat guncangan gempa bertubi-tubi. Sedang warga lain masih bertahan di pengungsian.
“Ya, kita tidur di luar rumah bersama anak-anak. Tidak berani masuk rumah karena diguncang gempa terus,” ujar seorang warga asal Tabanan yang tinggal di Lombok, Adi Surasa, tadi malam. (Busrah Ardans)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kesaksian Krama Bali Saat Diguncang Gempa 6,9 SR Pas Nunas Tirta, Mangku Nir Arta: Masih Ketakutan,