"Saat itu saya mau tanam bawang prei. Nah kok cangkulnya membentur benda keras."
"Biasanya kalau kena tanah kan empuk ya, ini keras sekali. saya cek, terlihat ada batu bata."
"Saya singkirkan tanahnya dan saya bersihkan sedikit demi sedikit secara perlahan," katanya kepada Surya (Grup Tribun-Bali.com).
Nah, saat dibersihkan, kata dia, nampak batu bata dengan ukuran yang besar.
Ia ambil batu batanya. Ia pun kaget. Ia mengira hanya satu bata bata, ternyata masih banyak di bawahnya.
Ia memperkirakan, sudah 36 batu bata yang sudah diambilnya dan diletakkan ke atas.
"Sudah saya ambil 36. Nah, ternyata masih banyak di dalamnya. Saya takut, dan saya tidak meneruskannya."
"Saya berhenti tidak melanjutkan mencangkul untuk persiapan tanam bawang prei," ceritanya.
Selanjutnya, ia menceritakan temuan itu ke beberapa tetangga dan kawannya.
Ia disarankan untuk melapor ke pihak desa. Nah, Selasa malam, kata dia, pihak desa datang ke kebunnya untuk melihat temuannya itu.
"Katanya desa sudah melapor ke BPCB Trowulan. Nah, surat sudah dilayangkan menunggu balasan dari BPCB Trowulan."
"Saya juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas di sini. Artinya, dilarang untuk aktivitas penggalian atau penanamam tanaman dalam bentuk apapun."
"Disterilisasi semuanya dan dibiarkan sampai menunggu kedatangan petugas," tambah pria yang berjualan bakso keliling setiap harinya ini.
Ia juga tidak mengetahui apa sebenarnya tumpukan batu bata ini.