Marendra menambahkan, petaka bermula sehari kemudian. Seperti wisatawan pada umumnya, 19 mahasiswa ini bermain di sekitar lokasi kejadian.
Namun, Nadya beserta tiga teman laki-laki bermain ban perahu karet yang dibawa sendiri dari Surabaya.
Keempat mahasiswa ini sempat ditegur oleh petugas karena bermain terlalu ke tengah.
Baca: Bocah Korban Pencabulan Tak Berani Bicara karena Kedua Orangtuanya Diancam akan Dibunuh
"Mereka sebenarnya sudah diingatkan, tapi ketika sudah tidak ada penjaga kembali bermain air melebihi batas yang sudah ditentukan," imbuhnya.
Di saat bersamaan, ombak besar menerjang keempat mahasiswa tersebut. Nahas, Nadya yang diduga tidak bisa berenang hanyut terbawa ombak.
Mengetahui hal ini, ketiga temanya berupaya untuk menyelamatkan mahasiswi 19 tahun ini.
Namun karena ombak yang terlalu deras, membuat temannya kesulitan untuk menyelamatkan korban.
Bahkan tangan Nadya yang sudah digenggam Balma Ariagana (teman korban) terlepas, karena tak sanggup menahan derasnya ombak.
Mengetahui hal ini, teman dekat korban yang semula bermain pasir, yakni Excel langsung menceburkan diri ke dalam ombak besar, sambil membawa pelampung untuk menyelamatkan korban.
"Keduanya justru terseret ombak dan sempat tidak diketemukan," tambah Marendra.
Kapolsek Donomulyo AKP Sardikan ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
Saat itu ia langsung menerjunkan personel untuk melakukan pencarian.
Tim SAR beserta warga sekitar juga ikut serta berupaya mencari keberadaan korban menggunakan perahu evakuasi.
Sekitar satu jam pasca insiden, jasad Nadya ditemukan mengapung di permukaan pantai.