Laporan Wartawan Tribun Medan, Dedy Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, BINJAI - Wilayah hukum Kota Binjai rawan penculikan anak, kekerasan dan seksual pada anak.
Teranyar lima siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Binjai nyaris menjadi korban penculikan orang tidak dikenal diduga modus hipnotis, Jumat (21/9/2018) lalu.
Puspa Sari Nur Harahap warga Jalan Gunung Rinjani, Lingkungan III, Kelurahan Binjai Estate, Binjai Selatan bersama anaknya Dio Revaldo yang menjadi korban percobaan penculikan anak melapor, berdasarkan Laporan Polisi Nomor 570/IX/2018/SPKT-A/Res Binjai.ke Mapolres Binjai, Senin (24/9/2018).
Saat sebelum diperiksa Unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA), tribun-medan.com menemui Puspa Sati Nur. Ia secara terbuka merunut kejadian anaknya dibawa ke Medan saat sedang di Binjai Suoer Mall bersama 4 rekan anaknya.
"Awalnya anak saya berlima janjian mau ke mall (Binjai Supermall). Semuanya satu kampung, satu sekolah mereka inu, karena janjian memang mau ke BSM. 4 anak kelas 8 dan seorang lagi anak kelas 9," jelas Puspa di Gedung Satreskrim Polres Binjai.
Lanjut Puspa menceritakan, sesampai di BSM, rombongan anak-anak di bawah umur ini menuju arena permainan. Saat ketiga kawan Dio bermain Trampolin, dua lainnya berada di luar arena.
"Dio dan Rizky di luar. Tak lama kemudian, Dio didatangin seorang pria, badannya tidak begitu tinggi. Warna kulitnya putih, kayak orang Thailand gitu. Matanya merah, juling, sipit-siput gitu. Sepatunya warna oranye, baju putih dia itu ada terekam CCTV," ujar Puspa yang diamini Dio.
Kata Dio, pria tak dikenal itu langsung merangkulnya dan Rizky. Pengakuan Dio, orang tak dikenal (OTK) itu langsung menepuk bagian pundaknya sembari merangkul.
Terjadi komunikasi antara OTK dan Dio serta Rizky. OTK itu, menawarkan Dio dan kawan-kawan untuk bergabung ke tim futsal dengan bertanding ke Medan.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Lima Siswa SMP Nyaris Jadi Korban Hipnotis Modus Tepuk Pundak,