Laporan Wartawan Pos-kupang.com, Eginius Mo’a
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Penangkapan kapal angkutan pakaian bekas alias rombengan ke Maumere, Kabupaten Sikka, di Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak menyurutkan perdagangan pakaian bekas di Kota Maumere.
Penjualan pakaian eks luar negeri tetap ramai setiap hari di Pasar Alok, Kota Maumere dan di segelintir rumah warga di Kelurahan Kota Uneng,Kecamatan Alok, Kota Maumere.
Di Pasar Alok tersedia puluhan lapak darurat yang khusus menjual pakaian bekas.
Transaksi ini ramai pada hari Sabtu dan Minggu diminati kelompok kelas menengah.
Ramainya transaksi pakaian bekas di Maumere dimungkinkan karena para juragan pakaian bekas kebanyakan domisili di Maumere.
Keterangan dihimpun POS-KUPANG,COM, Kamis (27/9/20p18) siang menyebutkan pakaian bekas didatangkan dari Singapura melalui Negera Timor Leste.
Selanjutnya dengan kapal-kapal kayu diangkut dari Timor Leste melalui jalan-jalan tikus ke Maumere.
Sebelum penangkapan oleh Kapal Bea dan Cukai dua tahun silam, kapal kayu angkutan pakaian rombengan melakukan bongkar barang di Pelabuhan Rakyat (Pelra) Wuring.
Namun semenjak kejadian itu, para juragan mengalihkan pembongkaran barang di pantai-pantai di arah timur sekitar 30-an Km dari Kota Maumere.
Pakaian bekas diangkut dengan truk menuju ke gudang para juragan.